Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom ATM Bandung Tinggalkan Pesan

Kompas.com - 30/06/2011, 07:57 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Di antara serpihan anjungan tunai mandiri milik Bank BNI yang hancur lebur akibat ledakan yang terjadi pada Kamis (30/6/2011) dini hari di Jalan Dipatiukur, Bandung, Jawa Barat, tersebar sejumlah kertas seperti selebaran yang berisi pesan yang diduga terkait dengan ledakan. Kertas-kertas itu berserakan di halaman Toko Rabbani, dekat pintu aluminium.

Pesan dalam kertas itu seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Berikut pesan tersebut:

"(Lambang bintang) International Conspiracy for Revenge PT Indomining (BIMA) telah lakukan represi brutal terhadap masyarakat lokal. PT Jogja Mangasa Internasional ingin mengenyahkan 50 ribu petani Kulonprogo. Petani Takalar terancam dirampas lahannya dan semua ini dilakukan secara brutal, termasuk penembakan, teror, pelecehan seksual, serta berbagai penindasan yang tidak pernah kita dengar dari media massa. Tak heran bahwa perusahaan-pemodal-birokrat ini tidak perduli apapun selain hanya menebalkan kantong mereka! Penyerangan kami terhadap ATM (Bank) merupakan target penting dikarenakan bank senantiasa terlibat dalam pendanaan ekstraksi sumber daya alam serta penindasan masyarakatnya atas nama kapital! Kami tidak berniat untuk melukai siapapun, perusakan terhadap benda bukanlah kekerasan! Tiada ampun bagi penindas! Tiada ampun bagi negara dan kapitalisme! Negara, institusi militer, polisi, sert pemodal adalah teroris yang sebenarnya!"

Seperti diberitakan, sebuah anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank BNI di Jalan Dipatiukur, Bandung, meledak dini hari tadi. Tidak ada korban dalam kejadian yang disaksikan dua orang petugas satpam, yaitu Arminto dan Ahmad Sulaeman.

Menurut pantauan Kompas, ATM milik BNI hancur lebur dan seisi ruangan gosong. Pintu aluminium steel ATM terlempar sampai sepuluh meter di depannya. Dua ATM di sebelahnya, yakni milik Bank BJB dan BRI, masih utuh.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com