Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Rancangan Soekarno Runtuh

Kompas.com - 27/06/2011, 21:13 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com — Jembatan bersejarah sepanjang 250 meter yang membelah Sungai Serayu di perbatasan Desa Cindaga, Kecamatan Kebasen, dan Desa Rawalo, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (27/6/2011) sekitar pukul 08.30 WIB, runtuh.

Kian derasnya aliran sungai akibat penambangan pasir ilegal di daerah hulu dan hilir menyebabkan dua dari empat fondasi cakar ayam jembatan tergerus sedalam 2 meter dan tak lagi mampu menahan beban.

Jembatan tersebut dirancang oleh Presiden Soekarno pada 1946. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa runtuhnya jembatan yang dihentikan pengoperasiannya sekitar tahun 1998 seiring selesainya pembangunan jembatan baru yang berada persis di sebelahnya tersebut.

Kendati sudah tidak dilalui kendaraan, jembatan lama itu kadang masih digunakan untuk menjemur padi atau tempat memancing oleh warga.

Sumarno (32), warga Desa Rawalo yang pada saat kejadian sedang memancing di sekitar lokasi, menuturkan, awalnya, puing-puing jembatan mulai berjatuhan ke sungai. Suara gemuruh juga sempat terdengar dari arah jembatan selebar 6 meter dengan empat fondasi cakar ayam tersebut.

"Kira-kira 10 detik dari suara gemuruh, jembatan itu langsung ambruk. Material beton yang ambruk ke sungai juga membuat air muncrat hingga setinggi 10 meter," tutur Sumarno.

Dua fondasi cakar ayam yang berada di sebelah utara pun runtuh. Sementara dua fondasi lain di sebelah selatan tampak sudah menggantung.

Penambangan pasir

Koordinator Perwakilan Balai Serayu Citanduy, Ahadi, saat ditemui di lokasi, mengatakan, salah satu penyebab runtuhnya jembatan tersebut karena penambangan pasir secara liar di sisi barat ataupun timur jembatan dengan jarak hanya sekitar 300 meter.

"Kami sudah berulang kali mengingatkan warga yang menambang pasir secara ilegal, tapi tak pernah diindahkan. Sebab, dengan maraknya tambang pasir tersebut, pilar-pilar jembatan jadi menggantung karena pasir dan tanah di sekitarnya tergerus. Lama-kelamaan jembatan pasti runtuh," tutur Ahadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com