Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaria Merugikan Pariwisata Flores

Kompas.com - 26/06/2011, 21:19 WIB

MAUMERE, KOMPAS.com — Kasus penyakit menular malaria yang masih tinggi tak dapat dimungkiri banyak menimbulkan kerugian ekonomi, salah satunya juga merugikan pariwisata di wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, NTT bersama Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan daerah kategori endemis tinggi malaria, yakni dengan angka annual parasite incidence (API), penderita positif malaria, lebih dari 50/1.000 penduduk.

Tingginya kasus malaria dapat berdampak pada penurunan pendapatan asli daerah karena seperti di wilayah Flores, wisatawan asing menjadi takut untuk tinggal terlalu lama di daerah ini. Hal ini disebabkan adanya momok malaria.

"Mereka memilih lebih lama tinggal di Bali," kata Direktris Yayasan Sosial Pembangunan Masyarakat Maumere, Trix Mali, Minggu (26/6/2011), yang dihubungi dari Ende, Flores.

Yaspem merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang didirikan tahun 1974 di Kabupaten Sikka, yang menaruh perhatian dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

Di antaranya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian dan perkebunan, gizi masyarakat, serta penanganan kasus demam berdarah dan malaria. Selain itu, Trix Mali juga menjabat Manager Seaworldclub Hotel Maumere.

Trix mencontohkan, di hotel yang dikelolanya, yang banyak dikunjungi wisatawan asing seperti dari Jerman, sering kali mereka yang awalnya mengagendakan sekitar 1 minggu di Flores akhirnya mempercepat kunjungan menjadi 2-3 hari saja.

Alasannya, mereka khawatir tertular malaria, yang dianggap sebagai penyakit berbahaya dan mematikan itu. Mereka juga memikirkan risiko lever dan ginjal karena selama di Flores harus minum obat malaria secara rutin sebagai tindakan profilaksis, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Hal itu tentu saja amat disayangkan sebab Flores mempunyai banyak potensi besar daerah kunjungan wisata, di antaranya Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Danau Ranamese di Manggarai Timur, Danau Kelimutu di Ende, kemudian Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau Riung di Kabupaten Ngada, dan Taman Wisata Alam Gugus Pulau Teluk Maumere di Sikka. Itu belum potensi lainnya seperti kekayaan wisata budaya.

Trix berpendapat, seluruh kepala daerah di Flores mesti menaruh perhatian serius pada pemberantasan malaria karena penanganan penyakit ini mesti dilakukan secara komprehensif (lintas sektoral), sebagaimana yang dilakukan Yaspem, yang didukung sponsor dari lembaga Misereor Jerman pada tahun 2005-2008, juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sikka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com