Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemekaran Malaka untuk Atasi Kemiskinan

Kompas.com - 23/06/2011, 21:55 WIB

ATAMBUA, KOMPAS.com — Pemekaran Kabupaten Malaka sebagai salah satu upaya mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan di daerah perbatasan RI-Timor Leste. Kabupaten Malaka memiliki 12 kecamatan berada persis di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.

Jika pemerintah dan DPR segera merealisasikan usulan pemekaran itu, wilayah perbatasan RI segera ditata demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebanyak 12 kecamatan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, kini berada dalam wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jarak dari Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, menuju 12 kecamatan di perbatasan itu antara 60-120 km. Setiap musim hujan sering terjadi banjir dan longsor sehingga sebagian besar wilayah itu sulit dijangkaui kendaraan roda empat atau roda dua.

Ketua DPRD Kabupaten Belu, Simon Guido Seran, di Atambua, Kamis (23/6/2011), mengatakan, usulan pemekaran Kabupaten Malaka disampaikan sejak tahun 2008 bersamaan dengan Kabupaten Adonara dan Kota Maumere.

Tahun 2009 kementerian dalam negeri meminta kelengkapan syarat-syarat administrasi atas calon kabupaten Malaka tersebut sudah dipenuhi.

Pemekaran Kabupaten Malaka itu sangat mendesak, penting, dan segera. Kabupaten di perbatasan dengan 24 kecamatan seperti Belu terlalu luas sehingga sulit mendapat pelayanan yang maksimal, terutama kawasan perbatasan. Pemkab Belu telah menetapkan pemekaran itu meliputi 12 kecamatan dan kabupaten induk (Belu) memiliki 12 kecamatan juga.

Calon pusat pemerintahan Kabupaten Malaka ada di Betun, 68 km dari Atambua, yang saat ini adalah pusat kota kecamatan Malaka Barat.

Sejumlah infrastruktur di Betun sudah memenuhi syarat sebagai pusat kabupaten, antara lain Bank BRI, dan Bank NTT, Kantor Camat, Pu skesmas, Gedung SMA, SMP dan SD, dan terdapat lima unit hotel melati.

Sumber Daya Alam Malaka cukup memadai antara lain, pertanian seluas 15.000-20.000 hektar di Kecamatan Kobalima, Lasaen dan Malaka Barat. Hasil perkebunan berupa pisang, kelapa, dan kemiri merata di seluruh kabupaten. Belum termasuk bahan galian mineral, yang sampai hari ini belum pernah dieksplorasi, kecuali tambang batu mangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com