Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Bung Karno Akan Diperjuangkan

Kompas.com - 05/06/2011, 21:37 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah tempat kelahiran Soekarno di Jalan Pandean IV No 40 Surabaya yang kini didiami oleh keluarga Jamilah akan diusulkan menjadi situs sejarah. Soekarno Institut akan memperjuangkan hal tersebut.

Ketua Soekarno Institut, Peter A Rohi mengatakan, pihaknya bersama Pemkot Surabaya dan sejumlah perguruan tinggi tahun lalu sudah mengirim surat kepada menteri sekretaris negara untuk menjadikan rumah kelahiran Soekarno menjadi situs sejarah.

'Ke depan, kita juga merancang museum dunia Soekarno Memorial, karena Soekarno memang tokoh kelas dunia,' ujarnya, Minggu (5/6/2011).

Karena pengaburan sejarah kelahiran Soekarno dari Surabaya ke Blitar membuat rumah pahlawan proklamator itu tidak jelas kepemilikannya. Menurut Ketua RT 04 RW 13, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Zain, bagian depan rumah itu oleh pemiliknya kini dibuat 'meracang' (menjual sayur dan kebutuhan dapur) oleh pemiliknya.

'Jamilah membelinya dari seseorang pada 1990, sebelumnya rumah itu juga pernah dibuat percetakan,' katanya.

Rumah dengan bentuk arsitek bangunan tua itu terdiri dari beberapa ruang kamar. Di kamar paling depan yang kini ditempati Jamilah itulah konon dulu tempat Soekarno dilahirkan.

Sejak Jamilah menempati rumah itu pada 1990, tidak ada bagian bangunan yang diubah, kecuali sebuah tangga yang dulu terbuat dari besi, kini dirubah bahan dari kayu.

Sore tadi, prasasti Soekarno yang besok pagi akan dipasang di depan gang, dititipkan kepada Jamilah. Penitipan prasasti itu diwarnai pembacaan adzan dan pekikan suara 'Merdeka' dan 'Hidup Soekarno' oleh massa pengantar.

Telaah sejarah Soekarno Institut menemukan fakta bahwa Presiden pertama RI itu dilahirkan di Surabaya pada 6 Juni 1901 silam bukan di Blitar seperti yang dipahami masyarakat selama ini.

'Pemerintah orde baru sengaja mengaburkan informasi itu agar warga surabaya tidak memiliki ikatan emosional dengan Bung Karno,' kata Peter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com