SURABAYA, KOMPAS.com — Ratusan orang, Minggu (5/6/2011), melakukan arak-arakan prasasti presiden pertama RI, Soekarno, dari Jalan Mawar untuk dipasang di rumah yang diyakini tempat kelahiran Soekarno di Jalan Pandean IV Nomor 10 Surabaya. Prasasti Soekarno yang terbuat dari batu marmer hitam berukuran 90 x 60 sentimeter itu diarak menggunakan becak, diikuti ratusan orang yang berjalan kaki. Di belakangnya, menyusul reog dan barongsai yang turut meramaikan arak-arakan.
Putera salah satu pahlawan Bung Tomo, Bambang Sulistomo, yang membuka arak-arakan mengaku bangga bahwa masyarakat Surabaya masih peduli akan kebenaran sejarah perjuangan Soekarno. "Saya bangga, bonek' masih peduli terhadap sejarah perjuangan bangsa, semoga bonek' bisa meneladani karakter perjuangan Bung Karno," katanya.
Ketua Soekarno Institut Peter A Rohi mengatakan, dipilihnya Jalan Mawar sebagai tempat dimulainya arak-arakan karena di jalan itu dulu adalah tempat berkumpulnya Laskar Pemuda pimpinan Bung Tomo. Peletakan prasasti itu adalah bukti bahwa sebenarnya Soekarno dilahirkan di Surabaya, tepatnya di Jalan Pandean IV Nomor 10, bukan di Blitar seperti yang dipahami masyarakat selama ini.
Penulisan Blitar sebagai tempat lahir Soekarno merujuk pada buku yang dikeluarkan Pusat Sejarah ABRI tahun 1965. "Buku itu adalah pesanan Pemerintah Orde Baru untuk mencegah masyarakat Surabaya memiliki ikatan emosional terhadap Soekarno," katanya.
Pemerintah Orde Baru, menurut dia, ingin semua isu yang berhubungan dengan Soekarno terjadi di kota kecil, seperti Blitar. Ini juga untuk mencegah supaya tidak ada pemintaan warga Surabaya supaya Soekarno dimakamkan di Surabaya. Padahal, pada buku-buku sejarah dan sumber-sumber sebelum 1965, seperti ensiklopedia 1965, buku Biografi Bung Karno oleh Cindy Adams, sejarawan Amerika 1965, dan arsip nasional sebelum 1965, Soekarno ditulis lahir di Surabaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.