Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY, Mega, dan Habibie Pidato Pancasila

Kompas.com - 01/06/2011, 09:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-3 BJ Habibie, dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dijadwalkan akan menyampaikan pidato tentang Pancasila pada Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung MPR RI, Jakarta, Rabu (1/6/2011). Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 digelar dengan tujuan memperkokoh komitmen kebangsaan seluruh komponen bangsa melalui pemaknaan, pemahaman, pemasyarakatan, dan pelaksanaan nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 akan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Pembacaan teks Pancasila oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid, dan persembahan lagu Garuda Pancasila oleh Paduan Suara Sekretariat Jenderal MPR RI. Selanjutnya, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas menyampaikan pidato mengenai Pancasila, dan dilanjutkan dengan persembahan lagu "Indonesia Jaya" oleh dua Harvey Malaiholo dan Mike "Idol" Mohede.

Setelah itu, giliran Habibie menyampaikan pidato Pancasila selama 20 menit. Sebagai selingan,  para undangan akan mendengarkan lagu "Pancasila Rumah Kita" yang dinyanyikan Lea Simanjuntak. Selanjutnya, Megawati akan membawakan pidato Pancasila selama 20 menit. Setelah itu, Paduan Suara Anak Vini Vidi Vici akan mempersembahkan lagu "Kembali ke Pancasila".

Presiden SBY sendiri dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya selama 30 menit. Acara ditutup dengan menyanyikan lagu "Bhinneka Tunggal Ika" oleh paduan suara Setjen MPR RI dan pembacaan doa oleh Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin. Turut hadir pada acara peringatan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Wapres Hamzah Haz, anggota MPR RI, anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, pimpinan dan anggota lembaga negara beserta pejabat eselon I, jajaran gubernur, pimpinan TNI dan Polri, ketua organisasi kemasyarakatan, dan ketua umum partai politik. Secara keseluruhan, undangan yang hadir mencapai sekitar 900 orang.

Lukman mengatakan, peringatan tersebut dilatarbelakangi perlunya merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dipandang sebagai solusi terhadap krisis multidimensi yang tengah terjadi di Indonesia.

"Melalui peringatan ini, Pancasila diharapkan tidak menjadi konsep semata, tetapi mampu menjadi landasan etika dan moral ketika kita membangun pranata politik, pemerintahan, ekonomi, penegakan hukum, politik, sosial budaya, dan berbagai aspek kehidupan lainnya," katanya.

Peringatan yang sama juga digelar pada tahun 2010. Presiden SBY dan Megawati juga hadir. Saat itu, pertemuan keduanya menjadi momen yang diabadikan karena sebelumnya Mega tak pernah hadir dalam acara-acara kenegaraan yang digelar di gedung Dewan, termasuk tak memenuhi undangan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com