Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kreatif Ikon Ekspor

Kompas.com - 28/05/2011, 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Perdagangan menargetkan kontribusi industri kreatif tahun 2014 dapat mencapai 8,1 persen. Saat ini kontribusinya masih 7,6 persen. Berbagai kegiatan promosi terus didorong untuk menjadikan industri kreatif sebagai ikon ekspor penting bagi Indonesia.

”Pertumbuhan ekspor industri kreatif tahun 2006-2009 tercatat 2,9 persen. Peningkatan memang masih kecil, tetapi potensinya cukup besar. Tinggal bagaimana memaksimalkannya,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Hesti Indah Kresnarini, di Jakarta, Jumat (27/5).

Menurut dia, pada 2009 sektor tersebut bisa menyerap sekitar tujuh juta tenaga kerja. Subsektor mode dan teknologi informasi menjadi kontributor terbesar dalam perkembangan industri kreatif. Pusat industri kreatif berada di Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Solo. Tahun ini ada beberapa daerah yang digarap untuk menjadi kawasan industri kreatif, yaitu Surabaya, Malang, Makassar, dan Palembang.

Hesti mengatakan, fokus pemerintah terhadap industri kreatif dimulai tahun 2006. Awalnya, sektor tersebut tidak digarap serius. Namun, karena perkembangannya luar biasa, Kementerian Perdagangan secara khusus memerhatikan sektor tersebut.

Beberapa kegiatan yang digelar untuk mendorong sektor kreatif di antaranya Pekan Produk Kreatif Indonesia dan Jakarta Fashion Week. Tanggal 28 September sampai 2 Oktober mendatang juga digelar World Batik Summit. Kegiatan tersebut untuk menjadikan Indonesia sebagai rumah batik dunia. ”Produksi batik boleh di negara mana saja, tetapi rumahnya hanya Indonesia,” ujar Hesti.

Ketua Umum Panitia World Batik Summit 2011 Doddy Soepard mengatakan, setiap tahun industri batik dalam negeri mampu menyumbangkan ekonomi kreatif yang mencapai Rp 3 triliun. Cukup besarnya sumbangan dari industri perbatikan ini, nilai strategis warisan ini perlu didukung semua pihak. ”Saat ini ada isu kalau batik merusak lingkungan karena menggunakan pewarna. Kami akan buktikan isu tersebut tidak benar,” ujarnya.

Tak hanya di tingkat lokal, promosi industri kreatif juga sampai ke Eropa. Tanggal 31 Juli sampai 27 Agustus 2011 Kementerian Perdagangan menggelar promosi besar-besaran di Harrods Department Store di Inggris. Eropa menjadi pasar ekspor penting setelah Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.

Untuk promosi perdagangan secara keseluruhan, tahun ini pemerintah menganggarkan Rp 59 miliar. Tahun ini ada 12 pameran dagang yang digelar di luar negeri serta 14 pameran di dalam negeri. Secara khusus pemerintah juga mengirim misi dagang ke Amerika Serikat, Amerika Selatan, Inggris, Afrika, Afrika Selatan, dan Asia Tengah.

Dibandingkan tahun 2010, anggaran promosi tahun ini lebih sedikit. Tahun lalu angkanya masih Rp 73 miliar. Dengan anggaran sebesar itu, menurut Hesti, transaksi perdagangan yang dicapai sebesar 118 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun. ”Tahun ini meski anggarannya berkurang, diharapkan penjualan tetap maksimal. Tahun 2012, Kementerian Perdagangan mengusulkan anggaran promosi sebesar Rp 89 miliar,” tuturnya.

Fakta-fakta yang dapat menjadi peluang bagi pelaku industri kreatif, yaitu 43 persen penduduk Indonesia adalah generasi muda (14-39 tahun). Selain itu ada generasi Facebook yang anggotanya di seluruh dunia mencapai 150 juta orang, lebih dari 13 jam video diunggah setiap menit. Fakta lain, pengguna telepon seluler di seluruh dunia mencapai 3,3 miliar. (ENY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com