Jakarta, Kompas -
”Dari 92 pulau terluar, ada 12 pulau yang terkritis,” kata Asisten Deputi Potensi Kawasan Perbatasan Laut Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan Sunarto, Kamis (19/5) di Jakarta.
Pulau terluar paling kritis itu adalah Pulau Rondo di ujung barat laut Provinsi Aceh, Pulau Berhala di perairan timur Sumatera Utara, dan Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura.
Selain itu, Pulau Sekatung di Laut Cina Selatan sebelah utara Kepulauan Riau; Pulau Marore, Miangas, dan Marampit di utara Provinsi Sulawesi Utara; Pulau Fani, Fanildo, dan Bras di sebelah barat laut Kepala Burung Provinsi Irian Barat berbatasan dengan negara kepulauan Palau.
Demikian pula Pulau Batek di Selat Ombai yang berada di antara pantai utara Nusa Tenggara Timur dan Oecussi, Timor Leste; Pulau Dana di bagian selatan Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Pulau Karang Ashmore, Australia.
Menurut Sunarto, tahun 2011 dianggarkan pembuatan talud untuk dua pulau terluar, yaitu Miangas dan Marore. Untuk mengantisipasi kerusakan yang berdampak tenggelamnya pulau-pulau terluar, saat ini disusun Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan periode tahun 2012 - 2014. ”Sebagian anggaran untuk pembangunan talud, tetapi tidak semua pulau terluar yang paling kritis itu membutuhkan talud,” kata Sunarto.
Secara terpisah, Direktur Pesisir dan Lautan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Subandono Diposaptono mengatakan, berdasarkan risetnya, diperkirakan kenaikan muka laut di wilayah perairan Inodnesia mencapai 5 - 10 milimeter per tahun. ”Pulau-pulau terluar sebagian besar adalah pulau kecil yang rentan terhadap berbagai persoalan,” kata Subandono.
Kondisi pulau-pulau kecil rentan tenggelam akibat penebangan mangrove, penggalian pasir, pengambilan karang, dan pembangunan yang menjorok ke laut. Kini pulau-pulau itu dihadapkan pada pemanasan global yang menyebabkan naiknya muka laut dan cuaca ekstrem yang menimbulkan gelombang tinggi.
Hasil survei Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi terkait nama-nama pulau pada tahun 2007 - 2010, jumlah pulau di Indonesia hanya 13.466 pulau, bukan 17.508 pulau seperti selama ini. Hasil survei nama rupabumi itu, menurut Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Asep Karsidi, telah disampaikan dalam sidang United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) di Vienna, Austria, awal Mei lalu.
”Selama tiga tahun survei, dihasilkan 230 titik dasar lebih di 120 pulau terluar,” kata Sobar, Staf Khusus Kepala Bakosurtanal. Namun, baru 92 pulau terluar yang terpetakan.