Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapindo Tetap Bor Sumur Baru

Kompas.com - 13/05/2011, 05:39 WIB

SIDOARJO, KOMPAS - Meski mendapat penolakan keras dari warga, Lapindo Brantas Inc tetap akan melakukan pengeboran sumur baru gas di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Rencana itu bahkan akan direalisasikan tahun ini juga.

Demikian ditegaskan Dias Roychan dari Humas Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo, Kamis (12/5), menanggapi aksi penolakan warga dari delapan desa di Kecamatan Tanggulangin, Kamis siang.

”Soal izin dari warga, nanti kami akan melakukan sosialisasi. Sampai sekarang, kan belum ada sosialisasi, tapi isunya malah sudah ramai duluan,” katanya.

Sebelumnya, sekitar 100 warga dari Desa Kalidawir, Plumbon, Sentul, Pulogunting, Glagaharum, Penatarsewu, Permisan, dan Bangunsari berunjuk rasa di depan gerbang masuk kompleks sumur baru di Kalidawir. Mereka menolak rencana pengeboran sumur baru ataupun pendalaman sumur lama.

Pengamatan Kompas, di Kalidawir sebenarnya sudah ada sumur gas yang sudah beroperasi. Akan tetapi, Lapindo berencana mengebor sumur baru di lokasi itu juga. Informasi lain menyebutkan, Lapindo hanya akan memperdalam sumur lama. Lokasi sumur Kalidawir itu sekitar lima kilometer dari kolam penampungan lumpur Lapindo di Porong.

Penolakan warga yang menyebut dirinya ”Korban Lapindo Menggugat” itu mengaku masih trauma pada semburan lumpur di Kecamatan Porong, yang sampai sekarang belum berhenti dan dampaknya terus meluas.

Dalam aksi yang juga diikuti sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo itu, mereka juga mendesak Lapindo dan pemerintah menghentikan pengeboran baru.

Menurut mereka, dampak semburan lumpur tidak hanya dirasakan oleh warga di dalam peta area terdampak. Warga yang tinggal di luar peta pun ikut merasakan, antara lain pencemaran air sumur hingga kerusakan tambak. ”Jika pengeboran gas di Kalidawir nanti mengalami masalah seperti di Porong, bukan hanya Desa Kalidawir yang terkena dampaknya, tetapi juga desa-desa lain di sekitarnya,” ujar Jakaria, warga Desa Penatarsewu.

Muchtarif, warga RT 03 RW 01 Desa Permisan menuturkan, petani tambak di desanya sudah merasakan dampak semburan lumpur di Porong, karena Sungai Alo yang menjadi sumber air mendangkal.

Endapan lumpur juga diduga menyebabkan produktivitas tambak rendah, dan waktu pemeliharaan bandeng molor dari lima bulan menjadi tujuh bulan.

Atas tudingan warga itu, Dias belum bisa berkomentar karena harus dikaji dulu. (ARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com