Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi di Palu Berangsur Pulih

Kompas.com - 10/05/2011, 04:36 WIB

Palu, Kompas - Situasi keamanan di perbatasan Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, dan Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (9/5) sore, berangsur pulih pascabentrokan antarwarga di dua kecamatan pada Senin dini hari. Namun, sejumlah polisi masih berjaga-jaga untuk mencegah bentrokan susulan.

Kepala Kepolisian Resor Kota Palu Ajun Komisaris Deden Garnada mengatakan, untuk mencegah aksi berulang, pihaknya sudah menurunkan sedikitnya 60 personel.

Warga korban luka tembak peluru karet dan lemparan batu yang sebelumnya dirawat di Puskesmas Pantoloan sudah kembali ke rumah masing-masing. Aktivitas warga juga berangsur normal.

Bentrokan antarwarga terjadi pada Senin dini hari. Bentrok yang diwarnai aksi saling lempar batu ini menyebabkan delapan warga luka kena tembak peluru karet dan lemparan batu. Tiga wartawan cedera terkena lemparan batu. Mereka adalah M Putra Yosvidar (MNC TV), Pataruddin (Indosiar), dan Ahmad Mukhsin (Metro TV). Komandan Peleton Sabhara Polres Palu Bripka S Budianto tak luput kena timpukan batu. Mereka mengalami cedera di kaki, pelipis, punggung, dan wajah.

Kejadian itu juga menyebabkan beberapa kaca jendela rumah warga pecah. Pos Polmas serta truk Sabhara Polda Sulteng juga terkena. Bentrokan itu melibatkan warga Kelurahan Baiya, Kayu Malue, Pantoloan, dan Tawaeli, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, dengan warga Desa Wani 1 dan Wani 2, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.

Bentrok pada Senin dini hari itu adalah lanjutan bentrok pada Sabtu malam lalu. Bentrok dipicu pemukulan yang dilakukan warga Wani terhadap seorang warga Tawaeli pada Sabtu malam. Saat itu warga Tawaeli yang melintas di Wani 1 ditegur sebab suara motornya meraung keras. Tak terima ditegur, warga Tawaeli tersebut marah dan dibalas warga Wani dengan pukulan.

Hal ini didengar warga Tawaeli dan membalas dengan menyerang warga Wani 1. Polisi yang segera datang ke lokasi bisa mengendalikan situasi, dan bentrok terhenti. Namun, keesokan harinya, bentrok kembali terjadi.

Solidaritas pers

Terkait kasus kekerasan lainnya, sekitar 25 pekerja media dan aktivis pers kampus di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin, mendatangi Markas Polres Banyumas. Mereka menggelar aksi damai sebagai wujud solidaritas atas pemukulan tiga jurnalis di Surabaya oleh oknum polisi. Ketiga jurnalis itu yakni Lukman Rozaq (Trans 7), Septa Rudianto (Radio Elshinta), dan Joko Hermanto (TVRI Jawa Timur). Mereka dipukul polisi saat meliput unjuk rasa sekte Falun Gong di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Sabtu lalu.

Koordinator Aksi yang juga Ketua Paguyuban Wartawan Purwokerto (Pawarto), Aris Andrianto, mengatakan, pemukulan terhadap 3 jurnalis yang sedang menjalankan tugas liputan telah mencederai kebebasan pers.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com