Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesi Pelaut Masih Menjanjikan

Kompas.com - 04/05/2011, 03:41 WIB

Jakarta, Kompas - Citra bisnis perkapalan ataupun jasa pelaut Indonesia harus dikembalikan setelah terimbas kasus perompakan MV Sinar Kudus. Hal itu karena profesi pelaut relatif menjanjikan.

Demikian dikatakan Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Johnson W Sutjipto, Selasa (3/5) di Jakarta. ”Ada tantangan pula terhadap dunia maritim Indonesia untuk membalikkan citra itu sehingga pelaut kita juga direkrut lagi oleh perusahaan pelayaran dunia,” ujarnya.

Menurut pengamat industri maritim, Saut Gurning dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dihubungi di Surabaya, kini ada sekitar 10.000 perwira pelaut Indonesia di berbagai perusahaan pelayaran. Mayoritas dari mereka bekerja di Asia.

”Sebenarnya, dampak dari kasus MV Sinar Kudus adalah menurunnya minat untuk menjadi pelaut. Nah, ini harus diantisipasi karena kebutuhan pelaut juga cukup tinggi,” kata Saut.

Data Kementerian Perhubungan menyatakan, gaji pelaut di perusahaan asing memang baik. Seorang mualim dapat digaji 300 dollar Amerika Serikat per hari, sedangkan gaji terendah adalah petugas kamar mesin dengan gaji 515 dollar AS sebulan.

Ditegaskan Saut, citra pelaut di Indonesia hanya dapat dikembalikan bila ada jaminan keamanan dari pemerintah, terutama TNI Angkatan Laut.

Kerja sama TNI AL

Aksi militer di Somalia sebenarnya menunjukkan kemampuan TNI AL. ”Itu menunjukkan Indonesia tak menoleransi aksi perompakan. Kami pun menyambut baik tawaran TNI AL untuk bekerja sama menjaga armada kapal barang Indonesia,” ujarnya.

”Untuk persoalan yang tak berkaitan dengan kepentingan dalam negeri saja, kita mengirim Pasukan Garuda. Jadi, mengapa juga tak ikut menjaga keamanan laut seperti di Somalia, misalnya,” ujar Johnson.

Supaya citra pelaut Indonesia terdongkrak, kata Saut, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mempersenjatai kapal-kapal dan para anak buah kapal.

Pemerintah juga perlu memperbarui mekanisme pertahanan kapal serta melatih secara khusus pelaut untuk menghadapi perompakan. ”Andai pelaut kita dilatih dengan serius dengan bantuan TNI AL, tentu saja dunia berkepentingan untuk mempekerjakan pelaut kita,” ujar Saut.

Ditambahkan Saut, di masa depan, pemerintah sebaiknya mengerjakan kontra intelijen karena perompak itu pun menggunakan sistem intelijen. (RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com