Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Tewaskan Empat Perompak

Kompas.com - 03/05/2011, 03:55 WIB

Jakarta, Kompas - Seusai pembayaran uang tebusan di atas Kapal MV Sinar Kudus, pasukan TNI mengejar rombongan terakhir perompak yang turun dari kapal. Empat perompak tewas dalam kontak senjata. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam jumpa pers di Markas Besar TNI di Jakarta, Senin (2/5), mengatakan, transaksi pembayaran tebusan dilakukan dalam lima kali pengedropan uang melalui pesawat udara.

”Kami meminta semua awak kapal berada di atas agar dapat dilihat semua dalam keadaan sehat. Setelah itu pengedropan uang dilakukan dengan pesawat yang terbang dari Seychelles (negara dekat Madagaskar) sesuai permintaan pembajak kepada pihak perusahaan. Ada saksi dari PT Samudera Indonesia yang mengawasi proses,” ungkap Agus.

Setelah semua perompak turun, pasukan khusus dari Marinir, Komando Pasukan Katak dan Komando Pasukan Khusus, mengejar perompak yang terakhir keluar dari kapal. Perompak menyerang dan terjadi baku tembak. ”Empat perompak tewas dan tenggelam di laut. Kami menyita speedboat yang mereka pakai,” ucap Agus.

Penembakan itu, menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, merupakan wujud sikap pemerintah yang tak menoleransi pembajakan. Tindakan ini juga menjadi bukti opsi militer telah disiapkan sejak awal. ”Tindakan ini memberikan pesan kepada dunia bahwa Pemerintah Indonesia sama sekali tak menoleransi pembajakan,” ujar Djoko.

Djoko mengatakan, opsi militer disiapkan sejak awal. Pasukan TNI dikirim ke perairan Somalia pada 23 Maret lalu. ”Jadi, opsi negosiasi dan militer sebenarnya berjalan paralel. Mana opsi yang dipilih sangat bergantung pada situasi taktis di lapangan. Hal semacam ini tidak bisa kami sampaikan kepada publik ketika awak kapal masih di bawah ancaman,” ujarnya.

Menurut Agus, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk bergabung dalam Combined Task Force 151 yang menghimpun kapal perang multinasional di perairan Teluk Aden atau menempatkan prajurit TNI di kapal-kapal dagang RI yang melintasi perairan rawan itu.

Pada masa mendatang, menurut Djoko, terbuka kemungkinan menjalin kerja sama antara pihak pelayaran Indonesia dan TNI. Nota kesepahaman bisa ditandatangani antara TNI, asosiasi pelaut, dan maskapai pelayaran. Pengamat industri maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Saut Gurning, mengatakan, Indonesia sebaiknya terlibat aktif dalam patroli bersama untuk menjaga kapal-kapal berbendera Indonesia.

Saat sandera telah dibebaskan, dilaporkan kelompok perompak Somalia kembali membajak kapal Singapura. Dalam kapal itu juga terdapat awak kapal WNI. ”Karena kapal Singapura, tentu otoritas berada di tangan Singapura. Saya barusan menelepon pihak Singapura dan mereka belum dapat berkomunikasi dengan perompak. Mungkin dalam satu atau dua hari lagi komunikasi baru bisa dilakukan,” ujar Djoko, kemarin.

Menyambut pembebasan para sandera, keluarga awak kapal merasa bersyukur dan lega. ”Saya sangat lega dan bahagia,” kata Isti Karmiyati (47), istri John Waryono (54), salah seorang awak kapal, di kediaman keluarga di Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin.

Yunita Mei Ertikasari, ibu dua anak, istri Masbukhin, mualim I (pengatur muatan kapal) MV Sinar Kudus, di Malang mengatakan, ”Kondisi sebenarnya bagaimana kami juga belum tahu. Semoga perjalanan pulang ke sini pun selamat.” Supardi (48) dan Raminah (47), warga Desa Sewukan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih menunggu informasi kepulangan anak mereka, Ariyanto (25), ABK MV Sinar Kudus.

Maryati Handaya di rumahnya di Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengaku sangat lega dengan berakhirnya drama penyanderaan itu. ”Kami diminta datang ke Jakarta menjemput anak saya pada Jumat ini,” kata Maryati, ibu Dudi Wahyudi (32) yang bekerja sebagai juru mudi MV Sinar Kudus.(BRO/MDN/NDY/DIA/EGI/HEI/RYO/ONG/ATO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com