Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Pinrang Terancam Kelaparan

Kompas.com - 01/05/2011, 17:08 WIB

PINRANG, KOMPAS.com - Ketinggian air di dua dusun di Desa Baba Binanga, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, yang sebelumnya sempat surut, Minggu (1/5/2011) kembali meluap naik hingga lebih dari satu meter. Banjir kiriman dari Kabupaten Enrekang akibat meluapnya Sungai Saddang, ditambah hujan deras yang turun sejak malam kemarin, semakin memperparah kondisi kedua desa tersebut. 

Dari lima rumah yang sebelumnya dilaporkan rusak akibat terseret banjir, hingga siang tadi, jumlah tersebut terus bertambah menjadi 14 rumah. Sepuluh rumah diantaranya di Dusun Cilellang dan empat rumah di Dusun Babana. Warga setempat kecewa, karena meski sudah memasuki hari kelima pasca-banjir kiriman tersebut, tidak satupun dari pihak pemerintah ke lokasi melihat mereka. 

"Kami betul-betul kecewa. Ini sudah hari kelima kampung kami terendam banjir. Sudah sepuluh rumah warga yang rusak karena terseret arus. Tapi jangankan bantuan, melihat kondisi kami saja, pemerintah sampai sekarang tidak ada," kata Halli warga setempat, Minggu. 

Dusun Babana dan Cilellang, memang selalu jadi bulan-bulanan banjir. Bahkan, banjir kerap datang meski tidak ada hujan sekalipun. Lokasi kedua dusun yang cukup dekat dari bantaran Sungai Saddang menjadi penyebab bencana yang bisa menimpa warga ke dua dusun hingga sekali seminggu tersebut. Banjir kali ini terbilang parah, karena disertai arus yang cukup deras, hingga menyeret rumah warga. 

Janji pemerintah setempat untuk merelokasi warga ke lokasi yang jauh lebih aman, pun dinilai warga isapan jempol semata. "Memang sudah ada yang relokasi, tapi hanya sedikit, sementara ada 40 rumah warga di Cilellang dan puluhan rumah lainnya di Babana yang terancam ikut terseret jika banjir dengan arus deras terus terjadi, karena rata-rata rumah warga di desa kami memang terbuat dari kayu," jelas Kades Baba Binanga Abdul Waris. 

Puluhan orang di kedua dusun tersebut kini terancam kelaparan. Persediaan air bersih semakin menipis. Persediaan makanan yang dianggap cukup memenuhi kebutuhan perut pun ikut hanyut terbawa banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com