Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Bandung Lupa Sungai

Kompas.com - 01/05/2011, 14:15 WIB

Oleh Aryo Wisanggeni G

BANDUNG, KOMPAS.com — Industrialisasi di Bandung tidak hanya mengubah wajah Sungai Citarum, tetapi juga mengubah cara hidup ”urang” Bandung. Perekonomian warga berkembang, tetapi warganya kian terasing dari sungai.

Begitu perupa Tisna Sanjaya memarkir motornya di depan hamparan padang plastik berukuran sekitar 25 meter x 25 meter, warga Kelurahan Cigondewah Kaler langsung mengelukannya. ”Kumaha damang Kang Kabayan?” beberapa warga menyapa bertanya kabar, berebut bersalaman.

Tisna memang terkenal sebagai Kang Kabayan, lantaran ia menjadi pembawa acara talkshow televisi lokal, Kabayan Nyintreuk. Si Kabayan menjejaki hamparan sampah itu, mengenang masa kecilnya.

”Dulu ini kolam, situ, yang airnya begitu jernih. Warga bahkan mengambil air wudu di situ itu,” tutur Tisna.

Kini, sampah plastik aneka warna, karton bekas, juga potongan busa dan beling, terhampar menjadi pemandangan setiap rumah yang berjajar mengelilingi bekas situ tersebut. Tisna bersemangat mengisahkan cita-citanya menyulap hamparan plastik itu menjadi hutan kota yang teduh dan hijau tanpa plastik. Namun, ”protes” Amas (62) membuyarkan angan Tisna.

”Kalau Kang Kabayan membuat hutan di sini, lalu di mana saya harus menjemur plastik? Lapangan ini satu-satunya tempat menjemur plastik dan kertas semen saya,” ujar Amas.

Tisna merindukan sungai yang berair jernih. Tetapi air di tempat itu kini selalu berganti warna mengikuti warna limbah buangan pabrik. Namun, Amas yang juga orang asli Cigondewah Kaler punya ingatan masa yang berbeda.

”Dulu Cigondewah memang lumbung beras. Saya dulu buruh tani, tidak pernah punya sawah meski Blok Sawah di Cigondewah kondang sebagai lumbung beras. Kini saya pengumpul plastik dan kertas semen, dan memiliki penghasilan yang lebih baik daripada menjadi buruh tani. Memang air tanah kami kini rusak sehingga kami harus membeli air untuk memasak seharga Rp 1.500 per 20 liter,” ujar Amas.

Kumuh miskin

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com