Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi-Pemerintah Manfaatkan NII

Kompas.com - 30/04/2011, 12:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanpa menghiraukan sepak terjang Pondok Pesantren Al-Zaitun atau gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang diduga kuat berasal darinya, para politisi dan sejumlah penguasa di negara ini disebut-sebut turut memanfaatkan keberadaan Al-Zaitun dan gerakannya. Apalagi kalau bukan untuk kepentingan pragmatis.

Peneliti sejarah Darul Islam/NII Sholahudin tak menampik kedekatan pimpinan Al-Zaitun Panji Gumilang dengan para politisi, penguasa dan non-penguasa. Sholahudin mengatakan ada Gedung M. Soeharto.

Hal ini sejalan dengan fakta bahwa keluarga Soeharto pernah menyumbang sebesar Rp 5 miliar ke Al-Zaitun. Sholahudin juga mengatakan suara Al-Zaitun secara penuh pernah diserahkan kepada salah satu calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2004 lalu.

"Kita memang akhirnya lihat bahwa Al-Zaitun punya hubungan-hubungan misterius dengan para politisi dan penguasa. Pemerintah dan DPR dari dulu tak bisa terlalu tegas, karena menurut mereka Al-Zaitun bisa memberikan banyak suara meski enggak terlalu signifikan," katanya dalam diskusi mingguan Polemik di Warung Daun Cikini, Sabtu (30/4/2011).

Sholahudin juga mencatat bahwa sekitar 20 anggota NII di Bandung pernah ditangkap dan menjalani proses hukum pada tahun 2008. Saat itu, pimpinan Polda setempat adalah Susno Duaji.

"NII Komandemen Wilayah 9 (KW9) yang mengaku dipimpin Panji Gumilang itu tak jadi diproses lebih jauh karena pada saat itu menjelang pemilu. Suaranya kan signifikan, ada deal-deal politik antara politisi dan Al-Zaitun," tambahnya.

Menurut Sholahudin, para politisi memanfaatkan Al-Zaitun murni untuk kepentingan politik saja. Sementara Al-Zaitun membutuhkan dana yang digelontorkan.

"Al-Zaitun memang kepentingannya dana. Al-Zaitun mendapat dana akses politik, politisi butuh suara dan dukungan. Para politisi pasti tahu (sepak terjang Al-Zaitun) karena kan sudah banyak bicara. Soal Century misalnya, ada dana Al-Zaitun yang dititipkan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com