Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mina Padi Mengangkat Petani Kab. Bandung

Kompas.com - 25/04/2011, 13:05 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Jam menunjukkan pukul 9.00 saat kolam ikan milik Mpep (38), di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, sedang sibuk-sibuknya dengan hilir mudik orang. Umumnya, mereka datang bersepeda motor membonceng bungkusan plastik berisi ribuan ikan-ikan seukuran jari jempol tangan yang ditimbang dulu sebelum akhirnya dilepaskan di salah satu kolam di dalamnya. Kolam Mpep sendiri berada di tengah daerah persawahan yang sedang memasuki masa tanam. Hijau.

Tak lama kemudian, ada seorang lagi yang menyusul datang ke kolam dan bertemu dengan Mpep. Sambil berbincang santai, transaksi pun dilakukan, Mpep menyerahkan sejumlah uang kepada sang petani yang bernama Eep Rahmat. Eep memiliki sawah seluas 100 tumbak atau 1.400 meter persegi yang menerapkan mina padi dengan ditanami benih ikan mas.

Dengan hasil panen sekitar 25 kilogram ikan yang masih berukuran kecil itu, Eep sudah bisa mengantongi uang Rp 280.000 nyaris tanpa melakukan apa pun. Benih ikan sebanyak lima gelas yang masing-masing berisi 1.000 benih ikan disebar ke sawahnya yang sedang memulai penanaman dan dipanen 25 hari kemudian, semuanya dikerjakan oleh pegawai Mpep. Petani tersebut juga tidak perlu merogoh kantongnya untuk membeli benih karena semua ditanggung Mpep sejak awal dan baru dipotong setelah panen.

Mpep menuturkan, pengeluaran untuk membeli benih ikan sebesar Rp 45.000 dari lima gelas. Dari lima gelas yang bisa dipanen sebanyak 25 kg itu, ikan dia beli dengan harga Rp 13.000 per kg sehingga penghasilan kotor Eep adalah Rp 325.000. Pada saat pembelian kembali itulah, jumlahnya dipotong untuk benih sehingga Eep membawa pulang Rp 280.000.

”Saya juga pasang jaminan. Kalau sawahnya kena musibah seperti kena banjir sehingga benihnya hilang karena hanyut, sang petani tidak perlu membayar apa pun,” katanya.

Menurut Eep, penghasilan tambahan itu jelas menggiurkan. Dan bisa dilakukan setidaknya dua kali dalam setiap musim tanam, sekali pada awal penanaman dan berikutnya pada masa persiapan menjelang masa tanam selanjutnya. Dengan sawah berukuran 100 tumbak dia memang hanya bisa mendapat Rp 280.000 tapi sangat bermanfaat untuk dipakai ongkos menanam padi sehingga hasil panen padi bakal lebih banyak dia nikmati.

”Lumayan untuk simpanan mendadak bila dua anak saya yang masih kecil membutuhkan sesuatu,” ujarnya sambil tersenyum.

Keuntungan lainnya dengan bertani mina padi adalah sebagai jaring pengaman. Eep menuturkan bahwa dia bisa meminjam uang kepada bandar ikan untuk keperluan bertani seperti membeli pupuk dan dibayar dengan cara dipotong dari hasil panennya.

Mamat Rahmat, pedagang benih yang ditemui di Pasar Benih Ikan, bisa mendorong para petani anggotanya untuk tiga kali menebar benih di sawah mereka. Bagi petani yang menggarap lahan setidaknya 1 hektar saja sudah bisa mengantongi Rp 3,9 juta dari mina padi sehingga dalam satu masa tanam sudah bisa mengantongi keuntungan Rp 7,8 juta dari dua kali menyebar benih. Terbilang menguntungkan bila disandingkan dengan hasil panen yang mencapai Rp 12,5 juta.

“Pendapatan dari mina padi terkadang melebihi panen padi bila harga gabah sedang anjlok atau produksi terganggu karena hama,” ujar Mamat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com