Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Wisata Religi Larantuka

Kompas.com - 25/04/2011, 10:41 WIB

LARANTUKA, KOMPAS.com - Sebuah kecamatan kecil di Flores Timur, NTT bernama Larantuka ternyata menyimpan potensi wisata religi. Di tempat ini setiap tahunnya diselenggarakan tradisi Semana Santa dalam rangka perayaan Paskah.

Semana Santa merupakan ritual peninggalan Portugis yang memadukan agama Katolik dan adat Larantuka. Penduduk Larantuka dari generasi ke generasi telah melaksanakan Semana Santa selama 500 tahun.

Selama perayaan Semana Santa, Larantuka yang sepi mendadak ramai. Bahkan hotel-hotel penuh. Tiket pesawat, rental mobil, dan feri pun penuh. Ibarat semua orang pulang kampung untuk Lebaran. Belum lagi, para peziarah dari seluruh Indonesia maupun mancanegara juga datang untuk mengikuti prosesi Semana Santa.

Para peziarah ini berwisata religi selama sepekan. Salah satu wisatawan tersebut adalah Beni asal Bogor dan Jakarta, namun bekerja di Manggarai, NTT.

"Kami ke sini lewat darat. Semana Santa memang sudah terkenal di kalangan umat Katolik di Indonesia. Kami pikir mumpung sedang di NTT, kami sempatkan ke sini," tutur Beni, Jumat (22/4/2011). Ia datang bersama beberapa teman.

Beberapa bus pariwisata pun tampak di titik-titik penginapan di Larantuka. Pun beberapa wisatawan dari Jawa yang menggunakan seragam, mengikuti semua prosesi Semana Santa. Namun sayang, selepas Semana Santa, Larantuka kembali sepi.

Karena itu, pariwisata di Larantuka hanya hidup selama prosesi Semana Santa saja. Berdasarkan pantauan Kompas.com, Larantuka memiliki banyak situs-situs religius bernapaskan Katolik yang bisa dikembangkan untuk wisata religi. Belum lagi secara pemandangan indah, paduan antara laut dan gunung. Kendala utama untuk pariwisata adalah penginapan yang tidak memadai. Kurangnya penginapan semakin terasa di saat perayaan Semana Santa.

"Katanya kalau mau dapat hotel yang paling bagus, harus booking satu tahun sebelumnya," kata Beni. Presidenti Confreria Renha Rosari Larantuka atau biasa dikenal sebagai Raja Larantuka, Don Andre Martinus DVG, mengatakan setiap tahun pihaknya mengimbau masyarakat untuk menyediakan kamar bagi para peziarah.

"Kurangnya penginapan di Larantuka, karena itu beberapa masyarakat diminta kesediaannya menerima tamu. Ini juga bisa menambah perekonomian mereka," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (23/4/2011). Ia mengatakan Semana Santa merupakan salah satu aset budaya Flores Timur dan bisa membantu perekonomian penduduk setempat dengan adanya kedatangan wisatawan saat Semana Santa berlangsung.

"Kami sedang kerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan Semana Santa sebagai pariwisata. Bukan sekadar sebagai ajang bisnis tapi sebagai aset budaya yang khas. Kami malah ingin majukan Larantuka jadi destinasi pariwisata untuk membantu masyarakat kecil. Kita sedang bahas supaya tidak keluar dari tradisi juga," jelasnya.

Sebelumnya, Project Manager Swiss Contact Ruedi Nuetzi mengatakan setiap daerah di Flores memiliki kekhususan sendiri-sendiri dalam hal pariwisata. Swiss Contact merupakan LSM yang ditunjuk Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI di Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata sebagai fasilitator untuk mendukung Destination Management Organization atau tata kelola destinasi pariwisata di Flores, NTT.

"Di Flores budayanya berbeda-beda, potensi wisatanya juga beda. Bisa jadi satu daerah kental dengan aspek petualangan atau alam," katanya kepada Kompas.com. Sedangkan untuk Larantuka, lanjutnya, memiliki potensi wisata dengan kehidupan masyarakat yang agraris dan adatnya yang kental.

"Tapi selama ini daya tarik utama memang baru perayaan Paskah itu. Acara ini tapi sifatnya musiman, hanya ada setahun sekali. Jadi wisatawan yang datang musiman. Karena itu, kami sedang mencari kira-kira apa lagi yang bisa menjadi daya tarik," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com