Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuci Otak Lebih Berbahaya dari Teror Bom

Kompas.com - 25/04/2011, 09:01 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengutuk keras aksi teror bom yang masih kerap terjadi di Indonesia. Terbaru adalah penemuan bom seberat 100 kilogram di Serpong-Tangerang dekat Gereja Christ Cathedral saat momen menjelang perayaan Hari Paskah.

Namun, bahaya bom tersebut tidak sebanding dengan bahaya "cuci otak" dari pengikut Negara Islam Indonesia (NII) terhadap generasi muda. "Kalau bom hanya melukai atau paling berat mematikan, tapi cuci otak pada generasi muda dampaknya lebih permanen karena mereka akan terus berkembang," kata Ketua DPW PKS Jatim Hamy Wahjunianto saat milad PKS di Gedung Gelora Pancasila Surabaya, Minggu (24/4/2011).

Terkiat dengan itu, PKS mengutuk keras segala macam bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama, khususnya Islam. Para teroris itu menurutnya bukanlah umat Islam karena sejatinya Islam adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian.

Menurut dia, saat ini sudah saatnya umat Islam tampil dengan gaya simpatik yang menjunjung tinggi misi perdamaian. "Misi tentang Islam yang damai ini sudah kami diskusikan dengan wakil negara lain di Jawa Timur agar mereka tidak salah persepsi tentang Islam, bahkan mereka bersedia menjalin kerja sama program dengan kami untuk kemajuan umat Islam dalam hal ekonomi, pendidikan, dan kesehatan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com