Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Cuci Otak Akan Diajak Rekreasi

Kompas.com - 24/04/2011, 17:44 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Universitas Muhammadiyah Malang memberikan pendekatan khusus kepada mahasiswa korban cuci otak, yang pernah direkrut oleh orang yang mengaku-ngaku sebagai NII (Negara Islam Indonesia). Tampak benar bahwa mereka, sebanyak sembilan orang, di luar dua orang yang belum menampakkan dirinya, tertekan kejiwaannya.

"Universitas akan memberikan hiburan kepada mereka untuk memulihkan kepercayaan diri dan yang terpenting bisa mengembalikan semangat belajarnya serta hubungan sosialnya dengan teman-teman mereka. Caranya dengan mengajak rekreasi," kata Humas UMM Nasrullah di Malang, Minggu (24/4/2011).

Namun, Nasrullah mengaku belum tahu harus rekreasi dalam bentuk apa. Pihaknya mengaku mnasih mendiskusikannya dengan tim yang dibentuk UMM untuk menangani kasus-kasus cuci otak gaya NII.

"Mungkin kami akan berikan acara outbond di lokasi rekreasi ditambah konsultasi dengan para dosen yang terkait, seperti dosen mata kuliah Al Islam dan Terapi Psikologi. Ini untuk mengembalikan persepsi mereka atas ajaran Islam yang bisa diterima yang moderat dan menghilangkan ajaran Islam eksklusif hasil doktrin NII enggak jelas itu," kata Nasrullah.

UMM kini sedang bekerja sama dengan aparat dari Polresta Malang untuk mengusut praktik pidana penipuan dengan korban para mahasiswa UMM. Tim investigasi UMM telah menyusun informasi dari hasil pemeriksaan terhadap para mahasiswa. Kemudian tim telah menyusun sebuah peta hubungan antarkorban yang kemudian diberikan kepada petugas Polri.

Muncul sejumlah fakta aneh, kata Nasrullah. Mahasiswi A begitu takut jika disebut nama mahasiswi lain bernama B. Ketakutannya bersifat fisik, si A ini mengkeret, dan seolah-olah mau lari keluar jika ada B. Padahal, pada saat yang sama di ruangan sebelah B, yang seorang mahasiswi, juga sedang diperiksa.

"Kami agak sulit mengerti, apa yang ditakutkan dari B, sementara setelah kami periksa B tidak melakukan apa-apa. Kedua orang A dan B ini telah direkrut dan telah pula mengalami yang disebut baiat di Jakarta. Ketika mereka semua dikumpulkan, ternyata mereka tak saling kenal, termasuk antara A dan B. Namun A begitu gemetar mendengar nama B. Ini yang antara lain menjadikan para mahasiswa ini memerlukan sejenis terapi untuk memulihkan kejiwaan mereka," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com