Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Emas Longsor, 19 Orang Terkubur

Kompas.com - 24/04/2011, 15:11 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Para penyelamat menggunakan alat penggali dan buldoser, Minggu (24/4/2011), mencari 19 orang yang diyakini terjebak oleh longsoran batuan dan lumpur yang menghantam daerah perburuan emas terpencil di Filipina, demikian dikatakan para pejabat.

Korban tewas resmi dari bencana Jumat itu terdiri tiga orang, tetapi Wali Kota Pantukan Celso Sarenas memperingatkan bahwa kemungkinan korban selamat lagi ditarik dari puing-puing itu sangat kecil. "Kita harus realistis," kata Wali Kota, Minggu.

"Kami percaya sebagian besar mereka yang hilang berada di rumah bedeng mereka ketika tanah longsor terjadi," katanya.

Empat korban selamat dan satu mayat sejauh ini telah ditarik dari terowongan galian darurat di dalam gunung. Tanah longsor menghantam Kingking, sebuah distrik pegunungan terpencil dekat Pantukan di Pulau Mindanao selatan, setelah hujan lebat. Tanah longsor mengubur tambang emas ilegal, rumah-rumah, toko-toko, dan pabrik pengolahan emas mentah.

Mayor Jake Obligado, komandan satuan militer beranggotakan 120 personel yang memimpin penyelamatan, mengatakan, upaya akan terus dilakukan sampai pejabat setempat memutuskan untuk menghentikan pencarian.

"Polisi, sukarelawan penduduk, di samping personel militer telah dikirim oleh perusahaan pertambangan yang beroperasi di dekatnya mengambil bagian dalam pencarian itu. Daerah ini hanya dapat dicapai dengan sepeda motor," kata Obligado.

Wali Kota memperkirakan populasi wilayah berkisar 20.000-30.000 orang. Operasi penambangan ilegal, dengan keamanan yang tidak memadai, umum terjadi di tambang-tambang kaya tetapi terletak wilayah Mindanao yang miskin.

Pihak berwenang mengatakan, seorang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam tanah longsor di daerah yang sama bulan lalu, sementara 21 orang tewas ketika bencana yang sama disebabkan oleh hujan deras yang melanda lokasi yang sama pada Mei 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com