Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana India, Briptu Norman, dan SBY

Kompas.com - 19/04/2011, 04:54 WIB

Tanggal 26 Januari 2011 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ny Ani Yudhoyono dan rombongan, menghadiri Republic Day (Hari Republik, kemerdekaan India yang sesungguhnya). Hari Republik pertama diadakan tahun 1950 dihadiri Presiden Soekarno dan Ny Fatmawati. Hari Republik Ke-61 lalu diadakan di India Gate, New Delhi. Dalam undangan untuk para wartawan, dicantumkan puluhan barang yang dilarang dibawa masuk ke tempat acara, antara lain, bolpoin, peniti, laptop, segala jenis kamera, semua jenis korek api, dan silet.

Dari tempat parkir kendaraan ke tempat acara, para wartawan harus berjalan menembus massa berbondong-bondong dengan pakaian tampak kumal dan melintasi kebun berdebu. Di titik akhir paling dekat dengan tempat acara disediakan tempat buang air untuk kaum pria. Para wartawati Indonesia tertawa terbahak-bahak menyaksikan para wartawan Indonesia buang air. Tempat buang air kecil ini terbuka, segala macam gerak dan gaya pria yang sedang buang air bisa terlihat.

Parade kolosal Hari Republik ini luar biasa. Pameran kekuatan militer, seni, industri, dan kisah sejarah bisa disaksikan di acara ini. Ketika pasukan berkuda kebesaran tradisional berlalu, para wartawan Indonesia terbahak-bahak lagi karena pasukan berkuda ini diikuti orang-orang berseragam kuning berlari-lari di belakangnya. Orang-orang berseragam kuning ini bertugas memunguti kotoran kuda.

Selain ada pergelaran tari-tari dengan goyang pinggul para perempuan muda, juga muncul kereta api kuno yang dipamerkan Kementerian Kereta Api India. Kereta kuno ini sering ditumpangi Rabindranath Tagore, pemenang Nobel Kesusastraan karena puisinya ”Gita Nyali”. Di gerbong kereta api itulah Tagore banyak menulis puisi-puisinya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wartawan juga datang ke Istana Kepresidenan Rashtrapati Bhavan untuk menerima penghormatan dari Presiden India Pratibha Devisingh Patil. Ketika masuk dan keluar dari sebuah lorong istana, para wartawan Indonesia mengeluarkan suara huek, huek, hueeeek. ”Bobow kincing (bau pesing),” ujar wartawati Indonesia dengan aksen Minahasa (Manado).

Ketika soal bau pesing ditulis di rubrik ini, seorang anggota Brimob yang rajin membaca rubrik ”Sisi Lain Istana” mengatakan, ”Mosok sih istana negara besar itu baunya pesing.”

Dalam laporannya kepada SBY di Kedutaan Besar Indonesia untuk India di New Delhi, Duta Besar Indonesia untuk India Andi M Ghalib mengatakan, ketika menjadi anggota DPR, ia selalu menghindari datang ke India. Namun, setelah menjadi duta besar untuk India, dia merasa India memang luar biasa. ”Negara ini berani mengatakan sebagai negara adikuasa bidang budaya.”

Dari India, Presiden SBY ke Davos, Swiss, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Forum Ekonomi Dunia. Ketika akan meninggalkan Swiss, di Zurich, SBY melontarkan gagasan untuk menyelenggarakan Forum Kebudayaan Dunia di Bali.

Briptu Norman

Pengaruh budaya India mewarnai jagat ini, sampai Indonesia. Bermain-main dengan lagu India, ”Chaiyya Chaiyya”, Briptu Norman tanpa sengaja bisa memperbaiki citra polisi Indonesia yang terpuruk. Sisi manusiawi polisi Indonesia semerbak mewangi untuk sementara karena Briptu Norman. Namun, kalau Briptu Norman ditampilkan dengan penuh rekayasa kepentingan, bisa menjadi sebaliknya lagi.

Apabila Indonesia akan mengadakan Forum Kebudayaan Dunia, masih banyak yang perlu diperhatikan, mulai dari yang kecil, misalnya perpustakaan HB Jassin. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com