JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, terkait bentrokan di Kebumen, Jawa Tengah, TNI belum menemukan adanya kesalahan prosedur. Kendati demikian, Panglima mengatakan, TNI mendukung investigasi terkait insiden yang menimbulkan korban jiwa tersebut.
"Identifikasi tetap kita lakukan. Tetap ada penyelidikan internal untuk mengevaluasi," kata Panglima secara singkat di sela-sela Rapat Kerja Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (18/4/2011).
Seperti diwartakan, pasukan TNI terlibat bentrok dengan warga Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2011). Bentrokan dipicu oleh penolakan warga atas latihan militer yang digelar di wilayah mereka. Tercatat, empat petani tertembak dan 13 petani lainnya terluka.
Terkait peristiwa itu, Polres Kebumen memeriksa tujuh orang. "Hingga sekarang sudah tujuh orang diperiksa di Polres Kebumen karena di lapangan ditemukan adanya indikasi tindak pidana," kata Kapolda Jateng Irjen Edward Aritonang di Kebumen, Minggu (17/4/2011) dini hari.
Kapolda mengatakan, indikasi tindak pidana di lapangan, antara lain, ditandai dengan ditemukannya benda-benda yang digunakan untuk menutup jalan umum dan gapura Dislatbang yang roboh. "Ini semua karena tindakan kesengajaan atau karena bencana. Kalau disengaja, siapa pelakunya. Ini perlu diungkap. Kami sedang bekerja keras mengungkap kasus ini," katanya.
Ia mengatakan, kalau ditemukan unsur tindak pidana dalam insiden ini, para pelaku akan diproses sesuai undang-undang. Kapolda mengatakan, pihaknya juga mendalami apakah ada indikasi penggerak massa dalam kejadian tersebut.
Mengenai pemeriksaan terhadap prajurit TNI AD yang terlibat dalam bentrokan, ia mengatakan, hal itu merupakan kewenangan POM. Pangdam Mayjen TNI Langgeng Sulistyo mengatakan, pihaknya telah menerjunkan POM untuk memeriksa semua anggota yang terlibat. "Tidak pandang bulu, semua akan diperiksa, termasuk komandan dan juga saya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.