Longsor di Lereng Kelud, Tanpa Hujan

MALANG, KOMPAS.com — Sembilan orang meninggal dunia dan tujuh luka-luka tertimpa tanah longsor lereng Gunung Kelud di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (17/4/2011). Para korban adalah pencari kayu bakar untuk hajat pernikahan warga desa tersebut.

Menurut Jayus Riyanto, saksi mata yang berada sekitar 100 meter saat musibah terjadi, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00. Saat itu sebagian besar dari 25 pencari kayu bakar sedang mengumpulkan kayu di pinggir Sungai Nambakan untuk diangkut truk yang dikemudikan Jayus.   

"Tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Saya langsung menuju tempat kejadian. Saya lihat beberapa orang sedang berlari kebingungan. Saat saya datang, ada yang masih minta tolong tetapi setelah saya beri minum terus meninggal. Sebagian besar sudah meninggal," kata Jayus.

Para korban longsoran adalah warga dua dusun, Sedayun dan Klangon dari Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, sekitar 42 kilometer dari Kota Malang, yang berada di lereng utara Gunung Kelud. Saat kejadian, para warga dua dusun itu, puluhan orang, sedang menjalani kegiatan gotong royong mengambil kayu dari tepian hutan lereng gunung.

Kayu ranting diambil untuk dimanfaatkan sebagai sarana bahan bakar acara pengantenan salah satu warga. Tanpa didahului hujan, tahu-tahu saja bukit setinggi sekitar 300 meter longsor.

Kamituwo Dusun Sedayun, Suyitno (40-an), mengungkapkan, lokasi kejadian berada di sekat Sungai Tambaan, yang dikenal sebagai jalur lahar Gunung Kelud di sisi lereng utara. "Di jalur lahar itu banyak kayu-kayu hasil banjir robohan dari hutan yang tidak terpakai dan menumpuk sebagai serasah," katanya.