Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Lakukan Tes DNA Pelaku dan Keluarga

Kompas.com - 17/04/2011, 03:15 WIB

Jakarta, Kompas - Kepolisian Negara RI masih berupaya memastikan identitas pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro di Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon pada Jumat (15/4). Tes deoxyribonucleic acid (DNA) dilakukan untuk mencocokkan data genetika dan golongan darah pelaku dengan pihak yang diduga orangtua dan keluarga pelaku. Polisi telah mencurigai pelaku aksi bom adalah warga Cirebon berinisial MS.

Hingga Sabtu (16/4) sore, dari 28 korban luka, 13 korban masih dirawat di rumah sakit. Sisanya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan.

”Kami memerlukan waktu 1 x 24 jam untuk memastikan meskipun sudah ada 80 persen keyakinan. Apabila cocok, orangtuanya akan diizinkan melihat jenazah pelaku,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta kemarin.

Dalam identifikasi awal, menurut Anton, pelaku diketahui bergolongan darah O. Pengecekan sampel darah dan DNA diperkirakan selesai pada Minggu (17/4) pagi.

Sementara itu, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal Musaddeq Ishak mengungkapkan, polisi masih mencocokkan sidik jari dan data gigi pelaku dengan basis data yang dimiliki.

Pelaku yang berjenis kelamin lelaki ini diperkirakan berusia 25-35 tahun, dengan tinggi badan 181 cm, berat badan 70 kilogram, ukuran sepatu 43 (10 inci), dan berkulit kuning langsat. Selain berasal dari ras Mongoloid, pelaku memiliki tanda seperti bekas luka yang sudah sembuh di dahi kiri, gigi seri atas yang pernah patah, bekas luka akibat jamur di kuku ibu jari tangan kiri, dan tanda lahir di paha kanan.

Pelaku, lanjut Anton, mengenakan celana lima lapis—2 celana pendek dan 3 celana panjang—ketika beraksi. Ini menyeimbangkan bom yang dilekatkan semacam tas ke dada dan perut.

Di tubuh pelaku tidak ditemukan identitas apa pun, kata Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Mathius Salempang, kecuali kertas tanda pembayaran makan bertanggal hari Jumat itu. Mathius menolak menyebutkan lokasi tempat tersebut.

Pukul 12.17 menjelang shalat berjemaah, setelah khatib turun dari mimbar, pelaku menerobos ke depan, ke barisan nomor dua tengah, dan meledakkan diri. Korban luka pun berjatuhan di sekitar pelaku.

Menurut Anton, korban luka ringan mencapai 24 orang, dengan 8 di antaranya menjalani rawat jalan. Korban luka berat 6 orang (bukan 28 orang seperti diberitakan kemarin). Korban meninggal hanya 1 orang, yakni sang pelaku. Seorang di antara para korban luka adalah warga sipil, yakni Ustaz Abas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com