Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulat Bulu Rusak Ribuan Pohon

Kompas.com - 09/04/2011, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Pertanian mencatat, ulat bulu merusak 14.813 pohon mangga di Probolinggo dalam beberapa pekan terakhir. Ada berbagai kemungkinan penyebab serangan ulat bulu di Jawa Timur, seperti hilangnya musuh alami ulat bulu maupun dampak iklim yang tak menentu.

”Perubahan kondisi lingkungan dan penurunan jumlah predator seperti semut rangrang dan burung merupakan penyebab meledaknya populasi ulat bulu,” kata Menteri Pertanian Suswono, Jumat (8/4), dalam jumpa pers di Jakarta.

Selain di Probolinggo, ulat bulu juga menyerang pohon mindi di Banyuwangi dan pohon asam di Jombang. Di Bekasi, Jawa Barat, ulat menyerang pohon alpukat.

Berdasarkan penelitian, ada dua spesies ulat bulu yang menyerang pohon mangga di Probolinggo, yaitu Lymantria marginata dan Arctornis submarginata. Ulat bulu memakan daun mangga di malam hari. Di siang hari ia berlindung dari sinar matahari di batang pohon hingga ke rumah warga.

Serangan puncak ulat bulu terjadi 6 April 2011 di Probolinggo. Daun-daun mangga menjadi kering dan rontok sehingga pohon gundul. ”Sebenarnya pohon mangga tidak mati. Setelah tiga minggu cabangnya bertunas kembali,” kata Suswono.

Peneliti pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Agus Kardinan mengatakan, wilayah Probolinggo berdekatan dengan Gunung Bromo yang erupsi beberapa waktu lalu. Ada kemungkinan terjadi migrasi ulat bulu.

Secara terpisah, ahli biologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dedi Darnaedi, mengatakan, banyak kemungkinan yang menyebabkan serangan ulat bulu dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Di antaranya dapat dikaitkan dengan iklim dan cuaca yang tidak menentu sepanjang tahun 2010-2011.

”Ada kemungkinan terjadi evolusi serangga sehingga ada serangan ulat bulu di Probolinggo,” kata Dedi.

Tak hanya di Jawa Timur dan Jawa Barat, ribuan ulat bulu juga menyerang pohon mangga di Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo, dan Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ulat juga bertebaran di pagar, tembok, atap, dan lantai rumah penduduk.

Jumat siang, sejumlah petugas penyuluh lapangan (PPL) Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus, membasmi ulat bulu di pohon-pohon mangga di Desa Jati Kulon dengan menyemprotkan insektisida.

Di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, ulat memenuhi pohon di tepi jalan poros desa dan sekitar SD Negeri Ngablak II. Bahkan, ulat mulai memasuki ruang kelas sehingga sejumlah siswa dan guru merasakan gatal-gatal.

Kepala SD Negeri Ngablak II Suwarto, Jumat (8/4), menuturkan, ulat mulai merambat ke kelas dua hari terakhir. ?Ulat itu mengganggu konsentrasi belajar siswa. Ada sejumlah siswa kelas I dan II mengalami gatal-gatal.

Kepala Seksi Tanaman dan Hama Dinas Pertanian Bojonegoro Agus Hariana menyatakan, pihaknya menyemprotkan insektisida untuk mematikan ulat.

Untuk mengantisipasi serangan ulat bulu, Jumat, Pemerintah Kota Surabaya melakukan penyuntikan dan penyemprotan insektisida pada pohon di seluruh taman di kota itu.

Bukan fenomena baru

Wakil Gubernur Saifullah Yusuf mengatakan, serangan ulat bulu di 10 kecamatan di Probolinggo yang meluas ke Pasuruan dan Jombang itu bukan fenomena baru. Kasus seperti ini pernah terjadi di Probolinggo tahun 1936, walau tak sehebat saat ini.

Hasil penelitian sementara Dinas Pertanian Jatim menunjukkan, mewabahnya ulat bulu di Probolinggo karena daerah itu lembab sehingga kupu-kupu dari daerah lain memilih wilayah itu sebagai tempat untuk bertelur.

Pembasmian ulat bulu masih dilakukan oleh tim gabungan dari Dinas Pertanian Jatim dan Probolinggo maupun daerah lain yang mengalami fenomena sama. Tim berhasil mengamankan 18.750 pohon dari serangan ulat bulu di pelbagai daerah itu.

(NAW/HEN/ETA/ACI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com