Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Panen, Korban Banjir Butuh Pangan

Kompas.com - 06/04/2011, 17:01 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Konsultan senior GTZ untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Berbasis Kerja Sama Antardaerah, Florencio Mario Viera, mengatakan, pemerintah perlu memikirkan cadangan pangan bagi masyarakat yang menjadi korban banjir di Kabupaten Belu, NTT.

"Ketersediaan cadangan pangan ini penting karena sudah dapat dipastikan, ribuan warga yang tinggal di hilir Sungai Benenain yang terkena banjir pekan lalu akan mengalami gagal panen pada tahun ini," kata Mario Viera, di Kupang, Rabu (6/4/2011) terkait penanganan korban banjir Benenain.

Jika pemerintah tidak melakukan antisipasi dini maka kelaparan hebat bisa saja melanda warga di 12 desa yang terkena banjir pekan lalu, kata Florencio Mario Viera.

"Penanganan jangka pendek adalah harus dipikirkan dampak dari bencana banjir pekan lalu. Air bersih harus tersedia, sanitasi dan ketersediaan pangan karena pasti gagal panen," katanya.

Menurut dia, masyarakat sudah tidak memiliki apa-apalagi. Mungkin ada yang hanya tinggal pakaian di badan karena semua harta mereka, ternak dan tanaman mereka sudah hancur terbawa banjir.

"Karena itu, tidak ada pilihan lain selain pemerintah harus menyiapkan pangan yang cukup bagi ribuan jiwa warga di 12 desa itu untuk satu musim tanam ini," katanya.

Bencana banjir melanda 12 desa dari 36 desa di hilir Sungai Benenai, Kabupaten Belu, karena empat sungai besar di kawasan cagar alam Mutis meluap.

Belasan desa yang terendam banjir itu adalah Desa Alas Selatan (Kecamatan Kobalima Timur), Desa Rainawe, Desa Fahiluka, Desa Lawalu (Kecamatan Malaka Tengah).

Lalu, Desa Railor dan Desa Naimana (Kecamatan Malaka Barat), Desa Kleseleon, Motaulun, Umatoos, Lasaen, Fafoe, Sikun dan Oanmane (Kecamatan Weliman), Desa Forekmodok, Angkaes, Wederok dan Umalawain.

Laporan sementara menyebutkan, total kerugian akibat bencana itu mencapai Rp 22 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com