Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggundulan Hutan Pemicu Banjir Bandang

Kompas.com - 03/04/2011, 18:31 WIB

TIMIKA, KOMPAS.com - Penggundulan hutan dan curah hujan yang tinggi diduga menjadi penyebab banjir bandang. Menurut sekretaris Tim Penanganan dan Penanggulangan Bencana Banjir Danau Paniai, Hanok Pigai, penggundulan hutan dan curah hujan merupakan penyebab utama.

"Selama ini banyak masyarakat yang menebang pohon di sekitar danau untuk membuka kebun dan kayu-kayu itu dipakai sebagai bahan bangunan. Akibatnya, saat hujan turun terus-menerus tanah dan pasir terbawa air ke danau sehingga terjadi pendangkalan yang memicu luapan air ke rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum," ujar Hanok yang juga menjabat sebagai Direktur Yapkema di Enarotali Paniai, Minggu (3/4/2011).

Melalui Yapkema, Hanok dan rekan-rekannya berupaya membantu Pemkab Paniai menghubungi berbagai pihak untuk mengirimkan bantuan bagi para korban yang hingga kini mengungsi di rumah-rumah keluarga mereka.

Saat ini bantuan dari luar belum ada yang tiba di Paniai, sementara Pemkab setempat baru mendistribusikan bantuan bahan makanan dalam jumlah yang sangat terbatas.

"Belum semua daerah yang terkena bencana menerima bantuan karena jumlahnya sangat terbatas. Para pengungsi di sini masih butuhkan banyak bantuan karena mereka lapar," tutur Hanok.

Luapan air Danau Paniai juga hampir menutup Bandara Enarotali di Distrik Paniai Timur.

Menurut Hanok, saat ini warga setempat mengkhawatirkan terjadinya wabah diare, kolera dan disentri serta berbagai penayakit menular lainnya mengingat warga setempat mengonsumsi air dari Danau Paniai yang sudah kotor dan keruh bahkan bercampur dengan kotoran ternak. "Kalau tidak ada langkah-langkah pencegahan maka kita khawatirkan akan terjadi kelaparan dan berbagai wabah yang lain yang dirasakan oleh masyarakat di sini. Saat ini sangat dibutuhkan adanya penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan termasuk pengaruh risiko bencana bagi warga," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com