Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak, Tarif Angkut Naik

Kompas.com - 01/04/2011, 10:25 WIB

SLAWI, KOMPAS - Sejumlah ruas jalan utama di Jawa Tengah dan Jawa Timur rusak, aspal jalan mengelupas dan berlubang di sejumlah tempat. Hal ini mengakibatkan truk angkutan barang cepat rusak sehingga pemilik truk menaikkan tarif
angkut hingga 15 persen.

Berdasarkan pantauan Kompas di jalur pantai utara Jateng, Selasa (29/3) dan Rabu (30/3), jalan rusak mulai dari Brebes hingga Rembang. Jalan berlubang antara lain terdapat di wilayah Wanasari, Kabupaten Brebes, di ruas Jalan Mayjen Sutoyo di Kota Tegal, di ruas Kota Semarang-Weleri sepanjang sekitar 10 kilometer, serta di ruas Weleri- Kendal sepanjang 25 kilometer.

Di Larangan, Kabupaten Tegal, misalnya, ada lubang jalan berdiameter lebih dari satu meter sedalam 10-20 sentimeter. Kerusakan parah juga terlihat di ruas Jalan Wilis, Sriwijaya, dan Slamet, Kota Pekalongan. Lapisan beton pada jalan tersebut pecah-pecah sehingga jalan tidak rata. Sejumlah kendaraan berat yang melintas di jalan itu harus berjalan miring.

Di pantura Tegal-Pemalang,aspal jalan yang rusak dikeruk, antara lain di Maribaya, Kecamatan Kramat, sekitar 1 kilometer, dan di ruas Surodadi, Tegal, sekitar 200 meter. Namun, penambalan jalan belum dilakukan di seluruh jalan yang dikeruk, sehingga merepotkan pengendara sepeda motor karena membuat laju kendaraan tidak stabil.

Selain itu, pengendara sepeda motor juga sulit melihat lubang jalan di jalan yang dikeruk, karena tersamarkan guratan-guratan pada jalan itu. ”Padahal pada jalan yang dikeruk masih ada lubang,” kata Widodo (31), pengendara sepeda motor dari Pekalongan.

Pejabat Pembuatan Komitmen wilayah Brebes, Tegal, Pemalang, Agung Sutardjo, mengatakan, perbaikan jalan di Maribaya dan Surodadi tertunda sehari karena aspal habis. Pengiriman aspal dari Cilacap terlambat karena jalur Tegal-Purwokerto di Siregol, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, longsor. Aspal harus dikirim melalui Semarang.

Jalan lintas selatan di Kecamatan Grabah dan Ngombol di Kabupaten Purworejo juga rusak, demikian pula jalan alternatif Salatiga-Sragen. Jalan provinsi di jalur lingkar selatan kota Kendal juga penuh lubang berdiameter 10-40 sentimeter (cm) sedalam 10-20 cm.

Kerusakan jalan ini terutama terjadi sejak ruas Kebondalem hingga Jalan Soekarno-Hatta di Cepiring. Jalan provinsi di ruas Purwodadi-Kudus-Demak juga berlubang, hampir merata selebar jalan enam meter. Jalan-jalan tersebut merupakan jalur utama untuk angkutan hasil bumi, terutama tembakau.

”Jalan pantura tidak pernah bisa awet. Hampir setahun dua-tiga kali kondisi jalan rusak parah. Kondisi ini menyebabkan kenaikan ongkos hasil bumi, terutama padi, naik sebesar 10-15 persen,” ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Siti Yamroh, di Kendal, Selasa.

Biaya ekstra

Siti mengatakan, petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengangkut panenan. Semula ongkos angkut satu truk atau delapan ton beras dari Kendal ke luar kota hanya Rp 200.000, kini Rp 280.000 per truk.

Pengusaha hasil bumi di Cepiring, Kendal, Rusmanto, mengatakan, rutin memasok beras ke Surabaya. Awalnya, dia mempunyai truk untuk mengangkut beras. Namun karena truk sering rusak akibat selalu melewati jalan rusak, dia menjual truknya. Kerusakan paling parah di Demak-Pati-Rembang.

”Beras saya kirim menggunakan truk sewaan. Saya bisa menghemat biaya pengiriman beras ke Surabaya (karena tidak perlu memperbaiki truk),” kata Rusmanto.

Di Jawa Timur, kerusakan jalan terutama disebabkan akibat banjir dan tanah longsor. Pantauan Kompas, Selasa, beberapa ruas jalan utama yang kerap kali tergenang banjir selama musim hujan 2010-2011 adalah jalan negara Surabaya–Tuban, dengan titik di Gresik akibat meluapnya Kali Lamong. Poros jalan negara Pasuruan-Probolinggo akibat

banjir kiriman dari lereng Gunung Bromo. Demikian pula ruas Sidoarjo-Pasuruan dengan titik banjir di Gempol. Setiap terjadi genangan air berdampak terhadap kemacetan arus lalu lintas.

Di jalan pantura Surabaya-Tuban, misalnya, jalan mulai Terminal Bunder hingga perempatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, sepanjang 8 kilometer, berlubang dan bergelombang. Kini badan jalan di ruas Ambeng-ambeng Watangrejo dan Tirem Enggal semakin rusak akibat luapan Kali Lamong.

Adapun jalur rawan longsor antara lain Jember-Banyuwangi melalui lereng Gunung Gumitir. Selain itu juga di jalur Malang-Lumajang melalui kaki Gunung Semeru, serta jalur Ponorogo-Pacitan-Trenggalek yang berada di punggung Bukti Kapur Selatan.( NIT/ NIK/ACI/ TIF/ ODY/ ETA/
ANO/WIE/WHO/HEN/UTI/EGI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com