Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Teriak

Kompas.com - 30/03/2011, 21:23 WIB

BREBES, KOMPAS.com — Harga bawang merah di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, anjlok. Pada awal bulan lalu, harga bawang merah mencapai Rp 18.000 per kilogram. Namun, sejak pekan lalu, harga bawang merah anjlok menjadi sekitar Rp 12.000 per kilogram, dan saat ini hanya sekitar Rp 7.000 per kilogram.

Penurunan harga tersebut dikeluhkan oleh para petani, yang saat ini sebagian sudah mulai panen. Mereka menduga, anjloknya harga bawang sebagai dampak masuknya bawang impor ke Brebes, yang berlangsung sejak sekitar Januari hingga saat ini.

Sugito (48), petani bawang merah di Desa Wangandalem, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Rabu (30/3), mengatakan, para petani sangat terpukul dengan anjloknya harga bawang. Paasalnya, selama ini, biaya produksi yang dikeluarkan sangat besar akibat mahalnya harga benih bawang merah.

Bahkan, hingga saat ini, harga benih bawang merah juga masih tinggi, sekitar Rp 25.000 per kilogram. Dalam kondisi normal, harga benih bawang merah hanya sekitar Rp 15.000 per kilogram.

Dengan harga benih sekitar Rp 25.000 per kilogram, biaya produksi 1 hektar tanaman bawang merah bisa mencapai Rp 84 juta. Biaya tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan saat harga benih Rp 15.000 per kilogram, yaitu sekitar Rp 54 juta per hektar.

Dengan kondisi cuaca yang masih banyak hujan, produktivitas tanaman hanya sekitar 9,6 ton per hektar atau turun dari produksi normal, sekitar 12 ton per hektar. "Agar impas atau petani tidak merugi, seharusnya harga jual bawang merah minimal Rp 8.750 per kilogram. Sekarang petani menjerit," katanya.

Menurut Sugito, saat ini sebagian petani memilih menyimpan bawang merah hasil panen untuk dijadikan benih pada musim tanam mendatang. Meskipun demikian, hal itu hanya bisa dilakukan petani yang memiliki modal. "Petani yang tidak punya modal terpaksa menjual hasil panennya untuk modal tanam berikutnya," ujarnya.

Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, anjloknya harga bawang merah diperkirakan sebagai dampak masuknya bawang impor. Saat ini, rata-rata volume bawang merah impor yang masuk ke Brebes sekitar 840 ton per minggu.

Menurut dia, sekitar sebulan lalu, harga bawang merah memang tinggi karena produksi lokal sedikit. "Namun, seharusnya hal itu tidak harus diatasi dengan impor. Harga bawang tinggi hanya berlangsung sesaat, sekitar satu hingga dua bulan. Itu insentif bagi petani," tuturnya.

Saat ini, produksi bawang merah lokal mulai banyak karena sebagian petani mulai panen. Dari luas sekitar 8.000 hektar pada musim tanam lalu, sekitar 10 persennya mulai dipanen. Diperkirakan, pasokan bawang merah akan semakin banyak karena semakin banyak pula petani yang panen.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Brebes Masrukhi Bachro mengatakan, HKTI menolak masuknya bawang impor ke Indonesia. Pemerintah harus membantu menghentikan impor bawang merah ke Indonesia.

Meskipun demikian, apabila impor tetap harus dilakukan, ia berharap bawang merah impor tidak masuk ke wilayah Brebes, sebagai sentra penghasil bawang merah. "Kalau terus-terusan impor, kapan petani menikmati harga?" ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com