Serang, Kompas -
Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang mencatat, ada 1.233 hektar sawah dan 1.527 rumah yang terendam banjir di Kecamatan Patia. Adapun di Sukaresmi ada 960 hektar sawah dan 2.283 rumah terendam. Banjir juga merendam 541 rumah dan 805 hektar sawah di Munjul, serta 608 rumah dan 320 hektar sawah di Sindangresmi. Sementara itu, rumah yang terendam di Picung sebanyak 1.095 buah.
Genangan banjir yang merendam rumah bervariasi. Penuturan Koordinator Tagana Pandeglang, Tubagus Ade Mulyana, Senin (28/3), rumah rusak di Sukaresmi 170 rumah, sedangkan di Kecamatan Munjul 4 buah, dan di Sindangresmi ada 6 rumah. Di areal persawahan, genangan ada yang mencapai 1,5 meter. Usia padi rata-rata dua bulan, sebagian hampir panen.
Banjir juga menggenangi ruas jalan sepanjang 3 kilometer yang menghubungkan wilayah Kecamatan Angsana dengan Kecamatan Munjul. Gedung SD dan SMP di Kecamatan Sukaresmi dilaporkan juga terendam air sehingga mengganggu kegiatan belajar dan mengajar.
”Banjir di Picung dan Sindangresmi hari ini (Senin) sudah surut, tetapi baru saja ada laporan kalau Kecamatan Labuan dan Saketi mulai terendam banjir,” tutur Ade.
Pengamat Stasiun Meteorologi Serang, Halim Perdana Kusumah, mengingatkan warga yang berdiam di daerah dataran rendah dan bantaran sungai agar waspada karena hujan masih berpeluang terjadi di Pandeglang.
”Hujan masih berpeluang terjadi, terutama di Banten sisi selatan, termasuk Pandeglang,” kata Halim.
Warga yang tinggal di sekitar tebing pun diminta mewaspadai kemungkinan longsor, terutama yang kondisi tutupan lahannya kritis. Untuk membantu korban banjir, Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nandy Mulya langsung menggunakan cadangan beras yang ada.