Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Terimbas Limbah Citarum

Kompas.com - 28/03/2011, 08:59 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Buruknya kualitas air Sungai Citarum akibat tercemar berbagai limbah berimbas pada nelayan di bagian hilir. Seperti di Muara Gembong, Bekasi, tangkapan ikan para nelayan turun dari tahun ke tahun.

Supardi (60), salah satu nelayan, mengatakan, ia kini sulit mencari ikan di sekitar muara lantaran air sangat kotor. "Sekarang harus ke tengah laut (Jawa). Liat aja airnya kaya gitu, cokelat, kadang hitam," kata dia ketika ditemui Kompas.com di rumahnya di Dusun Muara Jaya, Desa Pantai Mekar, Muara Gembong, Bekasi.

Biasanya, Supardi melaut bersama empat nelayan lain dalam satu perahu miliknya. Hasil melaut sejak pukul 5.00 hingga 21.00, paling bagus Supardi menangkap tiga kuwintal ikan. Jika sedang tak bagus, mereka hanya mampu menangkap belasan kilogram atau bahkan tak menangkap sama sekali.

"Sekarang kebanyakkan sepi. Apalagi musim hujan, makin parah. Limbah turun ke sini, ngga ada ikan. Padahal setiap kelaut perlu 15 liter solar, terus keperluan buat di laut kaya rokok, kopi, kue antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Terus buat es, sebalok harganya Rp 24 ribu," papar pria yang telah 23 tahun jadi nelayan itu.

Nasib lebih buruk dialami nelayan yang memiliki perahu kecil lantaran tak dapat melaut jauh dari muara. Tri (36), nelayan lain, mengatakan, jika sedang bagus, ia mampu menangkap sekitar 10 kilogram di sekitar muara. Kebanyakan ikan yang ditangkap jenis kembung dengan harga sekitar Rp 20 ribu perkilo.

"Itu dapat paling bagus. Lebih sering dapat dikit, paling dua sampai tiga kilogram aja. Dipingir-pinggir sedikit ikannya. Kadang saya nombok buat solar Rp 100 ribu sekali jalan. Belum lagi nabung buat beli jaring Rp 200 ribu. Jaring harus diganti habis 10 kali pakai," ucap Tri.

"Ini perahu seharusnya udah di- docking . Umurnya udah tiga tahun, bocor disana-sini. Sekarang belum ada uangnya. Buat docking minimal habis Rp 500 ribu. Terpaksa didempul dikit-dikit," ucapnya sambil menambal perahu dengan campuran semen dan lem.

Supardi dan Tri hanya tahu air di sekitar muara kotor akibat pembuangan limbah dari Bekasi dan kapal ditengah laut. Seperti diketahui, air sudah tercemar mulai dari hulu Citarum. Limbah pertanian dan perternakan, limbah industri, dan limbah rumah tangga dibuang ke sungai tanpa ada pengolahan terlebih dulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com