YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selama musim hujan tahun ini masih berlangsung, Pemerintah Provinsi DIY tidak akan melakukan pembangunan infrastruktur yang rusak akibat banjir lahar dingin merapi secara permanen. Pembangunan baru akan dilakukan pada setelah musim hujan benar-benar berakhir.
Terlebih masa tanggap darurat untuk bencana Merapi telah diperpanjang hingga 30 hari ke depan. Pernyataan ini disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat ditemui di Kantor Gubernur di Kepatihan, Jumat (25/3/2011).
"Satu-satunya cara bisanya ngeruk, enggak mungkin bikin bangunan permanen. Karena selama masih musim hujan dan rawan terjadi banjir lahar dingin, nanti dadal (ambrol) semua. Apalagi kalau saya bangun jembatan permanen, lha saya digeguyu (ditertawakan)," ungkap Sultan di hadapan sejumlah wartawan yang menemuinya.
Sementara itu, terkait dengan makin banyaknya warga yang menjadi korban banjir lahar dingin dan rumahnya rusak, Sultan menyatakan, seluruh korban segera ditampung di hunian sementara (huntara) yang telah dibangun Pemerintah Provinsi DIY bersama instansi terkait lainnya. Beberapa waktu yang lalu Pemprov DIY bersama TNI telah membangun shelter tambahan.
"Untung kemarin kita tambah shelter. Nyatanya kemarin ada 34 rumah di Sleman diterjang banjir lahar dingin dan itu di luar perkiraan," tambahnya.
Sementara itu terkait wacana relokasi warga di kawasan rawan bencana, Sultan mengaku masih akan melakukan pembicaraan lebih lanjut. Namun demikian, untuk warga di bantaran Sungai Code yang membelah Kota Yogyakarta, dipastikan belum akan dilakukan langkah tersebut karena belum ada kata sepakat untuk bersedia direlokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.