Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Udang untuk Ekspor Minim

Kompas.com - 23/03/2011, 18:47 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Sejumlah kalangan eksportir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengeluhkan minimnya pasokan bahan baku udang. Akibatnya, pengusaha industri udang olahan hanya mampu memenuhi 30 persen permintaan dari importir Jepang, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.

CEO PT Bogatama Marinusa (Bomar), eksportir udang beku olahan, Tigor Cendarma, Rabu (23/3/2011), mengatakan, perusahaannya membutuhkan pasokan 15 ton udang setiap hari. Namun, suplai dari para petambak udang yang tersebar di Sulsel, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo hanya 5-6 ton per hari.

Kondisi itu menyebabkan jumlah udang beku olahan yang diekspor sepanjang 2010 hanya sekitar 2.000 ton. Padahal, kapasitas olah yang dimiliki PT Bomar mencapai 5.600-6.000 ton per hari. Upaya untuk menyerap hasil bahan baku udang dari sejumlah daerah di Kalimantan Timur, seperti Samarinda dan Tarakan, belum meningkatkan pasokan secara signifikan.

Hal serupa diutarakan Direktur Utama PT Sittolestari Jayasakti, Adriyadi. Ekspor udang windu olahan yang mencapai 300 ton sebulan hanya mampu memenuhi separuh permintaan importir. Kebutuhan luar negeri baru terpenuhi ketika produksi udang di Sulawesi mencapai puncaknya hingga 1.000 ton pada Juli-Agustus.

Belum optimalnya pasokan udang dari petambak tidak lepas dari minimnya pendampingan penyuluh perikanan. Akibatnya, petambak umumnya meninggalkan sistem polikultur dalam budidaya udang windu. Saharuddin (39), petambak udang di Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulsel, misalnya, tak lagi membudidaya udang akibat gagal panen tahun lalu.

Dari 12.000 benih udang windu yang ditebar di kolam seluas 1 hektar, hanya 10 persen yang bisa dipanen atau setara 40 kilogram. Upaya menerapkan pola budidaya polikultur dengan mencampur udang dengan bandeng dalam satu kolam kurang berpengaruh signifikan karena tidak mampu menangkal virus bintik putih.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel Sulkaf Latief membenarkan minimnya tenaga penyuluh memengaruhi produktivitas udang. Upaya pemberdayaan tenaga teknis yang ada di kabupaten/kota tidak mampu mengimbangi jumlah 36.000 petambak dengan luas tambak 100.000 hektar di Sulsel.

Produksi udang di Sulsel tahun lalu sebanyak 22.000 ton juga masih di bawah target 23.000 ton. Begitu pula dengan jumlah ekspor udang Sulsel yang menurun dari 5.200 ton pada 2009 menjadi 4. 800 ton tahun lalu. "Kami berharap produksi udang tahun ini kembali meningkat setelah penambahan tenaga penyuluh dan pemberian 30 juta bibit udang kepada petambak," ungkap Sulkaf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com