Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezeki Besar Petani dari Padi Organik...

Kompas.com - 18/03/2011, 09:21 WIB

KOMPAS.com - Panen raya padi di Desa Embawang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, musim panen ini benar-benar diliputi kegembiraan. Tak hanya hasilnya yang jauh lebih tinggi dari panen-panen sebelumnya, beras yang diperoleh pun dihargai jauh lebih tinggi dari biasanya.

Cucuran peluh para petani selama mempraktikkan pertanian padi organik dengan sistem intensifikasi padi organik selama delapan bulan ini pun menuai hasil yang memuaskan. Beberapa petani yang tergabung dalam kelompok tani system of rice intensification (SRI) Desa Embawang itu ibarat mendapat berkah tak terduga pada panen kali ini. Arsan, Komri, dan Feri, misalnya, memperoleh Rp 30 juta di tempat yang akan dibagi bertiga.

Sebanyak dua ton beras organik panenan mereka langsung dib orong pejabat dari Kementerian Pertanian yang hadir dalam acara panen raya perdana padi organik SRI Desa Embawang, Sabtu (12/3/2011).

Tak kurang dari Menteri Pertanian Suswono, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Bupati Muara Enim Muzakir Sai Sohar, dan sejumlah pejabat perusahaan hulu minyak dan gas bumi Medco hadir dalam acara panen raya tersebut.

Setiap kilogram beras organik ketiga petani itu dihargai Rp 10.000-Rp 15.000 atau jauh lebih tinggi dari beras yang dihasilkan dari metode bertani konvensional yang harganya hanya berkisar Rp 6.000-Rp 7.000.

Petani lainnya, Erwan, sudah menerima pesanan sebanyak dua ton beras organik dari Bupati Muara Enim Muzakir Sai Sohar. Nasi dari beras organik dari Desa Embawang patut dihargai lebih tinggi. Selain pulen, aroma beras tersebut sedap saat dicecap.

Panen kali ini merupakan panen perdana padi organik dengan sistem SRI di Desa Embawang. Dari sekitar 100 petani di Desa Embawang, terdapat 42 petani yang menerapkan sistem padi organik SRI. Sistem ini baru pertamak ali diterapkan di desa yang sebagian besar penduduknya bertani. Luas lahan mereka mencapai 38,5 hektar dari sekitar 138,5 hektar lahan sawah di Desa Embawang.

Sistem bertani padi yang ramah lingkungan dan tanpa bahan kimia itu membuahkan hasil. Setiap peta ni padi organik SRI memperoleh hasil sebanyak 6-12 ton setiap hektarnya. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari hasil bertani padi dengan cara konvensional yang banyak bergantung pada pupuk dan obat-obatan kimia.

Kalau bertani konvesional, hasilnya rata-rata hanya 4,8 ton per hektar. Panen kali ini memang benar-benar berhasil, kata Maman Suherman (50) salah satu petani Desa Embawang yang juga Ketua Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Pandan Enim.

Dengan sistem padi organik SRI ini, para petani tidak menggunakan pupuk maupun pemberantas hama kimia. Mereka mengandalkan kompos, sejenis nutrisi tanaman organik yang disebut MOL (mikro-organisme lokal), dan kerja keras. Untuk setiap hektar sawah, dibutuhkan tujuh ton pupuk kompos yang didapat dengan mengolah kotoran hewan dan sampah organik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com