Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan dan Ulat Musuh Cengkeh Tomohon

Kompas.com - 16/03/2011, 09:08 WIB

TOMOHON, KOMPAS.com — Tingginya intensitas hujan dan serangan ulat menjadi musuh petani cengkeh di Desa Kolongan Atas, Kecamatan Tomohon, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Sebagian petani bahkan tidak mungkin memanen sepanjang tahun ini. Sementara harga cengkeh menurun dibanding tahun lalu.

Hujan yang turun terus-menerus akhir-akhir ini membuat biji cengkeh selalu basah dan sulit kering. Selain itu, hama ulat yang menyerang batang dan ranting pohon cengkeh mengancam produktivitas. Jika dibiarkan, batang dan ranting pohon cengkeh bisa kering dan mati sehingga tidak bisa menghasilkan cengkeh.

"Jika kondisi hujan terus-menerus seperti sekarang ini, tidak mungkin kami bisa panen pada tahun ini. Jika pun dipaksakan, hasilnya kurang baik dan harganya bisa jatuh," kata petani cengkeh di Desa Kolongan Atas, Wem Walangita (76), Senin (14/3/2011), saat ditemui di kebun cengkeh miliknya.

Menurut Wem, dalam kondisi normal, tunas cengkeh saat ini baru dapat dipanen pada bulan Agustus hingga September nanti. Cengkeh kering saat ini harganya mencapai Rp 55.000 hingga Rp 57.000 per kilogram. Jika dipaksakan panen tahun ini, kualitasnya buruk karena terlalu banyak air dan harganya turun menjadi separuh dari harga normal.

"Tidak mungkin saya memanen cengkeh tahun ini. Jika saya paksakan panen pada Agustus atau Sepetember nanti, kualitasnya jelek karena terlalu banyak air. Saya harus menunggu betul-betul kering dan itu mungkin sampai tahun depan baru dipanen," ucap Wem yang memiliki 200-an pohon cengkeh.

Sementara itu, Zulkarnain Montingi (45), petani cengkeh lainnya, mengakui jika serangan ulat sangat gencar akhir-akhir ini. Setiap hari ia harus membasmi hama ulat dari setiap pohon cengkeh yang ada. Sebab, jika terlambat membasmi, batang dan ranting cepat kering hingga mati.

"Jika sampai terlambat membasmi, kami terpaksa memotong batang atau ranting agar dampaknya tidak meluas. Dampaknya, produktivitas cengkeh menjadi terhambat," kata Zulkarnain.

Serangan hama dan tingginya kadar air membuat harga cengkeh menurun. Menurut Zulkarnain, pada musim panen tahun lalu, harga cengkeh mencapai Rp 50.000 hingga Rp 55.000 per kilogram. Saat ini, harganya lebih rendah dari Rp 50.000 per kilogram. 

Baca Juga: Tinggi, Angka Perkosaan Anak di Penajam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com