SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Suparwoko Adisoemarto mengatakan, virus flu burung menyebar ke seluruh kabupaten di Jawa Timur. Setiap tahun, Dinas Peternakan Jawa Timur selalu menemukan kasus kematian unggas akibat terjangkit flu burung.
"Tren kasus flu burung biasanya meningkat pada musim hujan. Ketika curah hujan tinggi, kan jadi lembab, nah pada saat seperti itulah banyak ditemukan kasus flu burung," katanya.
Meski penyebarannya didukung oleh hujan dan suhu yang lembab, Suparwoko menyebut bahwa anomali cuaca akhir-akhir ini tidak lantas menambah jumlah kasus unggas yang terjangkit flu burung. Menurut dia, kasus unggas yang terjangkit flu burung merata di seluruh kabupaten di Jawa Timur. Ini karena sentra unggas di Jawa Timur menyebar di seluruh kabupaten.
Kondisi semacam itu membuat upaya pencegahan penyebaran virus tersebut menjadi semakin sulit. Meski begitu, sejauh ini kasus terjangkitnya flu burung terjadi secara sporadis dalam area tertentu. Untuk mengantisipasi penyebarannya, kegiatan penyemprotan kandang unggas terus dilakukan di setiap kabupaten.
"Pencegahan terus kami upayakan, namun kasusnya memang masih selalu muncul setiap tahun," tambahnya.
Hal serupa juga diungkap Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya, Samsul Arifin, dengan mengatakan selama tiga bulan ke depan sumber virus flu burung seperti peternakan, tempat pemotongan dan pasar rutin dilakukan penyemprotan. Bahkan beberapa wilayah seperti Kecamatan Simokerto, penyemprotan dilakukan pada kandang unggas milik warga.
Kegiatan untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung, semakin ditingkatkan setelah ditemukannya belasan unggas mati mendadak sejak Januari lalu. Penyemprotan dilakukan dua kali setiap pekan. (ETA/ARA)