Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Sanksi untuk Marwan Adli

Kompas.com - 09/03/2011, 19:25 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Chairudin Idrus menyatakan, sampai Rabu (9/3/2011) pihaknya belum bisa menjatuhkan sanksi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Nusakambangan Marwan Adli. Marwan ditangkap, Selasa (8/3/2011) karena diduga terlibat perdagangan narkotika di dalam lapas.

Menurut Chairudin, Kanwil Kemenhukham Jateng masih menunggu hasil pemeriksaan Badan Narkotika Nasional (BNN). Sejauh ini, kata Chairudin, laporan yang diterima menyebutkan bahwa Marwan ditangkap oleh petugas dari Polres Cilacap, Jawa Tengah. "Jadi bukan oleh BNN. Laporan dari petugas di lapangan menyebutkan bahwa barang bukti yang disita ditemukan oleh petugas kami. Petugas kami kemudian melapor ke polisi. Jadi saya belum tahu bagaimana kok kalapas justru ditangkap," kata Chairudin, usai rapat koordinasi penanganan Ahmadiyah bersama Gubernur Jateng, Kapolda Jateng, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor Gubernur Jateng, Semarang, Rabu (9/3/2011) sore.

Chairudin menyebutkan, kemungkinan besar Marwan selaku kalapas ditangkap dan diperiksa sebab kalapas lama dicopot karena terlibat kasus serupa. Chairudin menyatakan telah mengirim tim untuk mencari fakta seputar dugaan keterlibatan Marwan.

"Dari penjelasan petugas kan jelas, kalau kami yang menemukan barang itu di sebuah kandang sapi dekat lapas. Kami pula yang berinisiatif melapor. Anehnya kok malah ditangkap. Tapi tunggu sajalah hasil dari tim pencari fakta," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com