Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DIY Waspadai Leptospirosis

Kompas.com - 09/03/2011, 11:25 WIB

YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Memasuki masa pergantian musim hujan ke kemarau atau pancaroba, masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta mulai mewaspadai munculnya beberapa penyakit. Satu penyakit yang akhir-akhir ini diwaspadai adalah leptospirosis.

Saat masa pancaroba, beberapa penyakit yang sering kali muncul adalah diare, demam berdarah, dan infeksi saluran pernafasan akut (ispa). Namun, selain beberapa penyakit itu, di Yogyakarta sekarang juga muncul penyakit leptospirosis yang disebarkan melalui air kencing tikus, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY Sarminto, Selasa kemarin di Yogyakarta.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DIY, selama tahun 2011 penyakit leptospirosis telah menjangkiti sekitar 60 warga DIY di empat daerah, yaitu Bantul, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Dari 60 warga yang terjangkit, 10 di antaranya meninggal dunia.

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh kuman lepstospirosia Sp. Kuman ini biasanya terkandung dalam air seni atau tubuh hewan, seperti tikus, anjing, babi, kuda, kucing, maupun domba.

Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Daryanto mengatakan, sebagian besar pasien yang terjangkit leptospirosis adalah para petani. Diperkirakan, para pasien tertular kuman lepstospirosia Sp saat mereka sedang bekerja di sawah.

Menurut Daryanto, tanah atau tanaman yang bercampur air seni tikus mengandung kuman lepstospirosia Sp yang kemudian menjangkiti para petani lewat luka atau saat mereka makan menggunakan tangan yang tidak bersih.

Akibat merebaknya penyakit leptospirosis, Kabupaten Bantul menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis. Meski belum menetapkan status KLB, ancaman yang sama juga terjadi di Kabupaten Kulon Progo.

Penderita leptospirosis biasanya mengalami beberapa gejala, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah-muntah, dan mata memerah. Gejalanya mirip dengan penyakit selesma. Dalam keadaan parah, penderita leptospirosis dapat terserang kegagalan ginjal, sakit kuning, pembengkakan selaput otak, hingga pendarahan paru-paru.

Siapkan obat

Mengahadapi penyakit ini, Pemprov DIY telah menyiapkan persediaan obat-obatan. "Selain menyiapkan obat-obatan, kami juga melakukan sosialisasi-sosialisasi ke masyarakat. Warga yang mengalami gejala-gejala leptospirosis kami himbau untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas," kata Sarminto.

Untuk mencegah penyebaran penyakit leptospirosis, Dinas Kesehatan Provinsi DIY bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi DIY melakukan gerakan pemberantasan hama tikus. "Pencegahannya sebenarnya sederhana, yaitu dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com