Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngobrol Bareng Gus Dur di Alam Kubur

Kompas.com - 08/03/2011, 05:20 WIB

Dalam pemikirannya mengenai tingkatan menuju Tuhan, Gus Dur lebih mendahulukan perjuangan sosio kultural untuk membangun sistem penyejahteraan rakyat (hablun min an-naas). Ini merupakan tarekat tertinggi dan lebih cepat sampai kepada Tuhan ,dari pada harus melewati jalan ritual-individualistik (hablun min Allah). Oleh sebab itu, gagasan beliau menegaskan bahwa umat islam perlu menyempurnakan Rukun Iman, Rukun Islam yang telah mapan itu dan kemudian merumuskan serta mengajarkan Rukun Sosial yang masih rapuh dikalangan umat.

Konsep Rahmatan lil ‘alamiin, bagi beliau dimaknai sebagai rekonstruksi sistem sosial islam yang sejajar dengan Rukun Iman dan Islam. Ini dimaksudkan agar keberadaan umat islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam. Utamanya menjadi rahmat bagi seluruh rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagaimana islam mampu membawa rahmat bagi seluruh alam, kalau di negaranya bertindak anarkisme dan permusuhan yang mengatasnamakan agama. Paham yang tak sesuai dengan islam dimusuhi habis-habisan. Bahkan tak jarang pengikut-pengikut mereka dianiaya. Padahal pengikut itu tidak tahu apa-apa. Dia hanya iseng-iseng anut-grubyuk dengan teman-temannya. Bukankan orang yang dikatakan menyimpang itu berpikir dan bertindak untuk mencapai yang terbaik?

Mereka sama artinya dengan berpendapat. Bagaimanapun juga, di era reformasi ini kita hendaknya menjunjung tinggi dan menghargai kebebasan berpendapat. Gagasan inilah yang difatwakan Gus Dur ketika beliau menjabat sebagai presiden. Kebijakasanaannya selalu mengangkat derajat orang-orang kecil teraniaya. Rukun Sosial inilah yang belum kebanyakan orang ketahui. Bahkan mereka mengabaikannya. Bagaimana dia menjadi muslim sempurna, kalau didunia sering menindas orang lain.

*Penulis: Pustakawan, TBM Pustaka Hasyim Asy’arie Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com