Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Naikkan Produksi

Kompas.com - 26/02/2011, 03:51 WIB

Dubai, Jumat - Harga minyak mulai terkendali setelah Arab Saudi dilaporkan menaikkan produksi minyak mentahnya, Jumat (25/2). Harga minyak Brent Laut Utara di Inggris bertahan di kisaran 111 dollar AS per barrel, sementara harga patokan di AS turun di bawah level 100 dollar AS per barrel.

Sumber di industri minyak Arab Saudi mengatakan kepada kantor berita Reuters, negara tersebut telah menaikkan produksi minyak sekitar 8 persen. Dengan demikian, produksi minyak Arab Saudi saat ini sudah melebihi 9 juta barrel per hari, atau naik lebih dari 700.000 barrel per hari dibandingkan produksi pada Januari.

”Kami sudah mulai memproduksi di atas 9 juta barrel per hari. Kami punya kapasitas produksi yang besar,” tutur pejabat tersebut. Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar di dunia dan satu-satunya negara yang memiliki kemampuan meningkatkan produksi dalam waktu singkat.

Harga minyak melonjak tak terkendali beberapa hari terakhir ini akibat kerusuhan yang melanda Libya, salah satu negara penghasil minyak dunia. Hari Kamis, harga minyak Brent sempat menyentuh 119,79 dollar AS per barrel, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI, yang dijadikan patokan di AS) melejit hingga 103 dollar AS per barrel.

Namun, pada perdagangan hari Jumat, minyak Brent untuk kontrak pembelian bulan April berada pada level 111,72 dollar AS per barrel, sementara di New York, WTI turun 8 sen, menjadi 97,20 dollar AS per barrel.

Meski kenaikan harga mulai tertahan, beberapa negara di Eropa, yang paling terpengaruh akibat gangguan pasokan minyak dari Libya, mulai mencari sumber-sumber minyak pengganti dan menerapkan kebijakan darurat penghematan energi di dalam negeri.

Perusahaan pengilangan minyak terbesar ketiga di Italia, Saras SpA, mulai mencari sumber minyak pengganti ke Iran. General Manager Saras Dario Scaffardi mengaku sudah menaikkan pasokan minyak mentah dari Iran, meski kualitas minyaknya masih berada di bawah minyak Libya.

Wakil Menteri Perminyakan Iran Ahmad Ghalebani mengakui, permintaan terhadap minyak Iran, negara yang dikenai sanksi ekonomi oleh Dewan Keamanan PBB, meningkat sejak terjadi krisis di Libya. ”Ini bukan saatnya bicara soal sanksi. Dunia butuh minyak kami, dan kami siap turun tangan, seperti anggota-anggota OPEC lainnya,” tandas Ghalebani.

Spanyol memutuskan menerapkan kebijakan darurat demi menghemat energi di tengah kondisi harga minyak yang tak menentu ini. Kebijakan itu adalah menurunkan batas kecepatan maksimum di jalan raya, memotong harga tiket kereta api, dan meningkatkan pemakaian biofuel.

”Kami akan mengemudi lebih pelan agar menghemat pemakaian BBM dan uang,” tutur Wakil Perdana Menteri Spanyol Alfredo Perez Rubalcaba. Batas kecepatan maksimum di Spanyol diturunkan dari 120 km per jam menjadi 110 km per jam.

(Reuters/AP/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com