Cilegon, Kompas -
Ditambah dengan kemacetan mulai Gerbang Tol Merak hingga pangkal jalan layang Cikuasa Atas yang panjangnya 4 kilometer, total panjang antrean di luar Pelabuhan Penyeberangan Merak, Kamis pagi, mencapai 12,5 kilometer. Kondisi ini hampir separah antrean pada Sabtu dua pekan lalu yang panjangnya mencapai 13 kilometer.
Menurut Rendi, petugas sentral komunikasi PT Marga Mandalasakti, Kamis pukul 19.00, ekor antrean berada di Kilometer 92. Dengan demikian, panjang antrean di luar Pelabuhan Merak pada Kamis malam berkurang menjadi 10,25 kilometer.
Terkait dengan kemacetan panjang di Merak belakangan ini, kemarin digelar pertemuan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di ruang rapat utama Markas Kepolisian Daerah Banten. ”Inti koordinasi hari ini adalah untuk mencari solusi,” kata Deputi V Bidang Keamanan Nasional Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Endro Agung.
Ditinjau dari aspek keamanan nasional, menurut Endro, kemacetan di Merak merupakan hambatan bagi pelaksanaan pembangunan nasional karena ketidaklancaran distribusi barang.
Pihaknya peduli dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan keamanan nasional, seperti kriminalitas. ”Termasuk yang kemarin menjadi arahan Presiden, terutama masalah-masalah kemacetan di kota-kota besar, ini juga menjadi kepedulian kami secara bersama,” katanya.
Direktur Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Kementerian Perhubungan Wiratno mengatakan, kapal yang beroperasi di lintasan Merak-Bakauheni, Kamis, sebanyak 19 unit. ”Kapal tambahan akan diperbantukan untuk mengurangi kemacetan panjang truk yang mau menyeberang dari Merak ke Bakauheni,” katanya.
Ditemui di Merak, Pelaksana Tugas Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Sirajuddin Saini mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi kemacetan di Merak ini.
”ASDP telah berkoordinasi dengan Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) untuk melaksanakan percepatan