Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Lampung Masih Andalkan Beras Impor

Kompas.com - 21/02/2011, 20:09 WIB

BANDAR LAMPUNG, Kompas.com - Perum Bulog Divisi Regional Lampung hingga 2011 ini masih kesulitan menyerap gabah dan beras dari petani. Sebab, harga gabah dan beras dari petani masih tinggi, di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

Guna mengisi persediaan beras, sementara ini, Bulog Lampung masih mengandalkan beras impor asal Vietnam. Untuk menjaga pasokan beras, khususnya pengadaan beras miskin (raskin), Bulog Lampung mendapatkan pengadaan beras asal Vietnam sebesar 60.500 ton di akhir 2010.

"Impor ini dilakukan dalam kondisi terpaksa. Kalau tidak (impor), stok tidak cukup," ujar Kepala Bulog Divre Lampung, Bakri, Senin (21/2/11).

Saat ini, Bulog Lampung juga tengah menunggu tambahan kiriman beras asal Vietnam sebanyak 30.150 ton lagi. Beras impor yang juga digunakan untuk operasi pasar ini, katanya, juga dikirim daerah lainnya di Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Jambi.

Berdasarkan pantauannya di sejumlah daerah di Lampung, harga gabah hasil panen rata-rata masih di atas Rp 2.750 per kg. Itu pun belum dipastikan berkualitas gabah kering panen (GKP) sesuai standar pemerintah, yaitu antara lain kadar air maksimal 25 persen.

"Di daerah yang panennya habis, harga (gabah) bahkan naik lagi jadi di atas Rp 2.900 per kg," ujarnya. Menurut dia, masih tingginya harga gabah di Lampung karena sejumlah daerah belum serentak mengalami panen raya. Diharapkan, pada Maret, saat terjadi panen raya, kondisi akan berubah.

Saat ini, stok beras di Bulog Lampung sebanyak 30.000 ton atau setara persediaan 3 bulan. Stok beras ini berasal dari Vietnam. Jika tidak impor, Bulog Lampung kesulitan memenuhi stok. Sebab, selain harga tinggi di tingkat lokal, di berbagai daerah, persediaan beras juga berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com