Jakarta, Kompas -
Meski dalam dunia penerbangan kejadian itu hanya masuk kategori insiden bukan kecelakaan, hal tersebut menjadi sorotan karena terjadinya beruntun. Pada Senin (14/2) dan Selasa (15/2) lalu, secara terpisah, B737-900 ER Lion Air tergelincir di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan, tidak ada masalah dengan sistem keselamatan Lion Air. ”Kami menduga masalah bukan di sistem, melainkan di individu. Petugas mobil pendorong (
Feri Utamayasa, Kepala Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura II, selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta, menjelaskan, insiden terjadi pukul 11.40 saat pesawat PK-LHH bernomor penerbangan JT 358 rute Jakarta-Padang dibantu keluar dari apron—tempat parkir—A 73 Terminal I. Saat digerakkan oleh operator mobil pendorong, pesawat itu menyenggol pesawat beregistrasi PK-LFF dengan kode penerbangan JT 796 tujuan Makassar. Boeing 737-900 ER beregistrasi PK-LHH ini pula yang ternyata tergelincir Selasa silam di Pekanbaru. ”Sayap kecil di bagian kiri belakang pesawat yang rusak sudah dipesan dari Seattle, Amerika Serikat, langsung dari Boeing. Maka, Boeing 737-900 ER PK-LFF dapat diterbangkan lagi dalam sehari mendatang,” kata Edward.
Feri menambahkan, akibat insiden itu, 411 penumpang yang terdiri atas 205 penumpang pesawat PK-LHH tujuan Padang dan 206 penumpang pesawat PK-LFF tujuan Makassar, mengalami penundaan pemberangkatan. ”Pesawat ke Padang, yang seharusnya berangkat pukul 11.30, terpaksa baru terbang pukul 14.08. Pesawat ke Makassar, yang jadwal berangkatnya pukul 13.00, baru terbang pukul 13.58,” papar Feri.
Toto Nurbanto, Officer in Charge Bandara Soekarno-Hatta, mengatakan, insiden itu tidak memberikan pengaruh pada terganggunya jadwal penerbangan lain.