Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggur Salak Bali Terganjal Cukai

Kompas.com - 16/02/2011, 22:45 WIB

KARANGASEM, KOMPAS.com - Petani salak di Banjar Dukuh, Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem, Bali, mampu mengolah salak menjadi anggur buah atau wine sejak 2010. Namun, produksi anggur salak itu belum berkembang baik karena terganjal mahalnya biaya cukai minuman beralkohol.

Anggur salak itu diolah para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Dukuh Lestari di Banjar Dukuh. Mereka sudah membentuk badan usaha, yaitu CV Dukuh Lestari, sebagai syarat untuk memproduksi dan memasarkan minuman beralkohol.

Direktur CV Dukuh Lestari, I Nengah Suparta mengatakan, perusahaannya sudah memproduksi sebanyak 1.000 liter anggur salak sejak 2010. Namun, hanya 300 liter di antaranya yang dapat dijual karena sudah mendapat label cukai. Sebanyak 700 liter sisanya masih disimpan sambil menunggu label cukai yang baru.

Anggur salak itu mengandung alkohol sebanyak 13,05 persen dan termasuk minuman beralkohol golongan B. Biaya cukai untuk satu liter anggur mencapai Rp 30.000 dan harus dibayarkan di muka sebelum proses produksi. " Itu yang memberatkan karena butuh banyak modal," ujar Suparta.

Dengan demikian, untuk memasarkan 1.000 liter anggur salak, biaya cukainya mencapai Rp 30 juta. Padahal, CV Dukuh Lestari berusaha untuk dapat memproduksi hingga 5.000 liter per tahun.

Anggur salak itu telah di kemas apik dalam botol berukuran 750 mililiter, lengkap dengan label yang terlihat modern. Harga produksinya per botol mencapai Rp 115.000. Setelah mendapat label cukai, anggur dijual Rp 150.000 per botol.

Suparta mengatakan, anggur salak itu banyak diminati wisatawan asing. Sementara permintaan terbanyak datang dari Surabaya. " Tanpa label cukai kami tidak berani menjualnya," ungkap Suparta.

Menurut Suparta, membuat anggur salak lebih menguntungkan dibanding mengolah salak menjadi keripik atau dodol. Keuntungan dari setiap botol anggur salak mencapai Rp 15.000. Sementara keuntungan dari keripik atau dodol per kemasan kurang dari Rp 5.000. Selain itu, anggur salak tahan lama dan justru lebih enak jika tersimpan lama.

Ketua Kelompok Tani Dukuh Lestari Nengah Dana (55) menjelaskan, untuk membuat satu liter anggur salak dibutuhkan sebanyak empat kilogram salak. "Bahan baku di tempat ini sangat melimpah," katanya.

Banjar Dukuh merupakan area agrowisata salak dengan luas kebun salak sekitar 116 hektar. Dana mengatakan, jika cuaca bagus, dari satu hektar lahan dapat dipanen sebanyak empat ton salak. Dengan demikian, total produksi di Banjar Dukuh mencapai 464 ton salak setiap tahun.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Karangasem I Nengah Sumadi, mengatakan, ketentuan label cukai tetap harus dipenuhi sebagai legalitas. "Untuk itu, kami dorong pemerintah untuk memberi modal kepada petani salak," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com