Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liput Evakuasi Casa, Wartawati Kesurupan

Kompas.com - 14/02/2011, 04:11 WIB

BINTAN, KOMPAS.com - Cerita berbau mistis menyeruak di tengah upaya evakuasi korban dan bangkai pesawat Casa C212-100 milik PT SMAC yang jatuh di wilayah Trikora, Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (12/2/2011) lalu.

Sejumlah warga, termasuk para anggota Tim SAR, hingga Minggu (13/2/2011), seakan tak bisa melupakan kejadian aneh pada malam itu. Seorang warga, sebut saja Yani, kepada Tribun Batam menceritakan, upaya evakuasi awalnya berjalan lancar.

Namun, berbagai keanehan mulai terjadi saat petang tiba. Upaya evakuasi sulit dilakukan. Upaya yang dilakukan tim SAR bersama warga selalu gagal. Itu pun dengan penyebab yang seakan tidak masuk akal.

"Pada malam itu tali untuk menarik selalu putus. Sudah diganti putus lagi. Belum lagi peralatan sederhana yang digunakan ternyata tidak berfungsi. Untuk menyedot air sekitar lokasi pesawat aja tak bisa, air tak bisa mengalir. Kan jadi heran semua," ucap Yani, Minggu.

Tak hanya warga, ternyata keanehan itu juga dirasakan Kepala Tim Basarnas Tanjungpinang, R Bambang Subagyo. Karena masalah non teknis itulah, Bambang meminta bantuan Kapolres Bintan, AKBP YS Widodo, untuk mendatangkan orang pintar atau paranormal.

Permintaan itu pun disanggupi. Kapolres memerintahkan anak buahnya mendatangkan orang yang dianggap mengerti masalah itu. Namun, tak lama berselang, kejadian aneh kembali terjadi. Kali ini menimpa wartawan dari media online bernama Intan. Ia tiba-tiba mengamuk dan hilang kendali. Akhirnya evakuasi terhenti malam itu.

"Ya, sempat terhenti juga karena ada cewek wartawan yang kesurupan sekitar pukul 02.00," ungkap seorang anggota tim SAR yang baru tiba mengantar jenazah pilot Casa, Fadhlul Karim ke ruang jenazah RSUD Tanjungpinang.

"Untung dia bisa ditenangkan oleh orang pintar yang disuruh ke sana. Kesurupannya sampai pagi," ujar warga setempat yang enggan menyebutkan namanya. Menurut dia, ketika melihat evakuasi, Intan menggunakan air rawa tempat jatuhnya pesawat untuk bersih-bersih setelah buang air.

"Nah, itu juga yang kemudian dihubung-hubungkan dengan kejadian sebelumnya," tambahnya.

Setelah "orang pintar" didatangkan ke lokasi pada Minggu siang, akhirnya tim SAR bisa melakukan kembali upaya evakuasi.

Pertama yang dilakukan adalah membuang genangan air bercampur avtur di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Penyedot tersebut kembali berfungsi, air pun lancar mengalir hingga akhirnya kering.

Setelah memungkinkan barulah beckhoe (alat berat) bisa dioperasikan. "Sebelumnya tim memang tidak bisa menggunakan alat-alat bermotor apalagi elektrik karena takut terjadi kebakaran dan membahayakan orang yang ada di situ. Setelah avtur habis, barulah alat berat bisa dioperasikan," kata warga lainnya.

Pukul 12.30 WIB, sang pilot Fadlul Karim pun berhasil diangkat. Ia merupakan korban terakhir yang dievakuasi setelah tim bersusah payah mengangkat bangkai pesawat yang tertanam di rawa sedalam 4 meter. (Novyana Handayani/M Iksan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com