Pilot Terjepit 12 Jam Belum Dievakuasi

BINTAN, KOMPAS.com — Genangan air bercampur avtur menghambat evakuasi jenazah pilot Fadlul Karim dari bangkai pesawat CASA 212 milik PT Sabang Merauke Raya Carter yang jatuh di hutan Kampung Kampe, Desa Malang Rapat, Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (12/2/2011).

"Saat ini tim SAR sedang menguras air bercampur avtur untuk memperlancar evakuasi korban," kata Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang Bambang Subagyo, Minggu (13/2/2011) dini hari atau 12 jam setelah insiden.

Bambang mengatakan, kedua kaki pilot terjepit karena tertimpa instrumen pesawat dan juga kakinya diketahui menginjak pedal. Ini mempersulit tim evakuasi untuk menarik jenazahnya dari pesawat yang tegak lurus menghantam bumi. "Mudah-mudahan bisa segera dievakuasi setelah air bercampur avtur dikuras," katanya.

Posisi pesawat yang tegak lurus dengan bagian ekor yang terpotong juga mempersulit proses evakuasi. "Kami akan terus berusaha mengevakuasi korban secepatnya," kata Kapolsek Gunung Kijang AKP Edward Palis.

Menurut dia, sebanyak empat korban tewas yang sudah dievakuasi saat ini sudah dibawa ke rumah sakit umum daerah.

Pesawat CASA 212 SMAC diketahui jatuh pada pukul 13.45 WIB seusai terbang dari Batam pada pukul 13.18 WIB untuk melaksanakan uji coba penerbangan dengan membawa lima awak.

Korban pesawat tersebut adalah Fadlul Karim sebagai pilot, kopilot Richard Bakalow warga Australia, Suroto dan Hendro Susanto yang bertugas sebagai kru, serta Syahrul Nasution sebagai teknisi pesawat.