Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goa Prasejarah Asera Merana

Kompas.com - 12/02/2011, 04:11 WIB

KENDARI, KOMPAS - Sebanyak tujuh goa prasejarah di situs Asera, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, hingga kini belum memiliki status perlindungan dari pemerintah kabupaten, provinsi, ataupun pusat. Padahal, goa-goa itu menyimpan kekayaan arkeologi yang luar biasa, yang menjelaskan asal-usul kehidupan manusia di Sulawesi Tenggara.

”Saat ini, goa-goa itu terancam rusak karena di sekitar kawasan itu terdapat berbagai usaha tambang mineral. Padahal, sejak ditemukan tahun 2002, goa-goa itu belum dieksplorasi secara mendalam dari aspek arkeologisnya,” kata Staf Teknis Arkeologi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tenggara La Ode Ali Ahmadi di Kendari, Jumat (11/2).

Ali mengakui, selama ini pemerintah daerah belum memprioritaskan penanganan situs yang diperkirakan berusia 10.000 tahun itu karena berbagai keterbatasan. Ditambah lagi, bidang kerja yang menangani khusus peninggalan purbakala, yakni bidang Sejarah dan Purbakala di Disbudpar Sultra, baru dibentuk pada 2008.

Untuk menyelamatkan goa yang juga dikenal masyarakat setempat dengan nama goa tengkorak itu, Ali mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Makassar untuk melakukan studi zonasi pada tahun ini.

Studi zonasi

Studi zonasi merupakan tahap awal untuk memetakan situs purbakala sebelum berlanjut kepada studi teknis yang akan menggali lebih jauh nilai-nilai kepurbakalaan serta rencana pengembangan situs bersangkutan. ”Dari situ, baru bisa dibuat status perlindungan legal formal dan rencana konservasinya. Harapan kami tahun ini juga sudah bisa selesai,” ujar Ali.

Dihubungi secara terpisah, Kepala BP3 Makassar Andi Muhammad Said, yang juga membawahi wilayah Sultra, membenarkan adanya rencana studi zonasi itu. ”Kami akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan provinsi setempat,” ujarnya.

Situs Asera dipandang BP3 Makassar memiliki nilai arkeologis yang tinggi karena diduga menjadi peninggalan peradaban manusia pertama yang menetap di Sulawesi. ”Dari kehidupan di goa-goa itu mengindikasikan sejarah awal manusia pada fase kedua setelah fase nomaden,” ujar Andi.

Situs itu, ditambahkan Andi, juga berkaitan dengan goa-goa purbakala serupa yang berada di poros Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. ”Jika di sekitar situs itu ada aktivitas pertambangan, maka akan berpotensi merusakkan data-data arkeologisnya,” katanya.

Dari penelitian yang dilakukan sebuah tim arkeologi Perancis pada 2002 di situs Asera, ditemukan berbagai peninggalan, seperti pecahan gerabah, sampah dapur, lukisan tangan di dinding goa, dan alat-alat dari batu. Ditemukan juga berbagai tengkorak manusia yang hingga kini belum diteliti pasti umurnya. (ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com