Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Bersubsidi Menambah Beban Industri

Kompas.com - 08/02/2011, 21:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penerapan bahan bakar minyak bersubsidi pada April nanti akan menambah beban pengusaha. Selain kenaikan biaya angkutan atau logistik, kebijakan itu juga akan berdampak pada membengkaknya biaya transportasi karyawan.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Sofjan Wanandi, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (8/2/2011) di Jakarta, sejauh ini kalangan pelaku usaha belum mendapat sosialisasi mengenai rencana pemerintah memberlakukan pembatasan pemakaian BBM bersubsidi.

Sofjan menjelaskan, pelarangan penggunaan premium bersubsidi bagi mobil pelat hitam bisa mengakibatkan kenaikan biaya produksi berkisar 2-5 persen, terutama dari biaya logistik. Biaya transportasi karyawan yang menggunakan mobil pelat hitam juga akan naik karena tidak bisa lagi menggunakan premium bersubsidi.

Meningkatnya harga minyak mentah dunia, lanjut Sofjan, akan berdampak pada pembengkakan subsidi BBM yang pada gilirannya dapat menghambat pembangunan infrastruktur. Kenaikan harga minyak itu juga mengakibatkan kenaikan harga BBM nonsubsidi yang saat ini hampir mencapai Rp 8.000 per liter.

Untuk menghindari disparitas harga, maka salah satu cara agar besaran subsidi energi bisa dikendalikan ditengah melonjaknya harga minyak dunia adalah dengan menaikkan harga BBM secara bertahap. Dengan kenaikan harga berkisar Rp 300 per liter, dampak sosial dan ekonomi bagi industri dan masyarakat bisa diminimalkan.

Pengaturan bahan bakar minyak bersubsidi dengan mencabut jatah BBM bersubsidi bagi kendaraan pelat hitam yang direncanakan pemerintah dinilai sulit dilaksanakan. Biaya untuk pengawasan bisa jadi lebih besar daripada besaran subsidi yang dihemat. "Sampai saat ini kami belum mendapat sosialisasi tentang kebijakan itu," kata Sofjan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com