Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan Imlek Digabung Haul Gus Dur

Kompas.com - 06/02/2011, 23:51 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Warga Tionghoa di Kampung Tambak Bayan, Alun-alun Contong, Blubutan, Kota Surabaya merayakan imlek dengan cara unik. Selain menggabungkan perayaan dengan peringatan satu tahun meninggalnya Gus Dur, mereka juga menggelar pentas ludruk.

Panitia acara Dany Sumanjaya mengatakan, ia dan warga tionghoa lain di Tambak Bayan memang ingin memaknai imlek dengan cara yang berbeda.

"Warga di sini sudah berbaur, makanya ada pentas ludruk. Kami juga sangat menghormati Gus Dur sehingga acara ini juga diadakan untuk memperingati kepergiannya," ujarnya saat ditemui di Tambak Bayan, Minggu (6/2/11) malam.

Menurut Dany, warga Tionghoa di Tambak Bayan sudah menempati wilayah ini secara turun temurun sejak lama. Banyak di antara mereka yang sudah menikah dengan etnis lain, seperti Jawa maupun Madura, dan hidup berdampingan dengan rukun.

Namun kehidupan yang damai itu akhir-akhir ini terusik oleh kasus sengketa lahan yang menimpa mereka. Tanah seluas sekitar 11.700 meter persegi yang ditinggali ratusan kepala keluarga Tionghoa secara turun temurun itu diklaim sebagai tanah milik seorang pengusaha hotel di Surabaya. Pengusaha tersebut bahkan telah memiliki sertifikat tanah yang disengketakan.

Bencana yang mengancam warga Tambak Bayan itulah yang ditampilkan dalam pentas ludruk malam itu. Pemain pentas itu kebanyakan adalah seniman dan aktivis yang selama ini mendampingi warga dalam mempertahankan tempat tinggalnya.

Dany mengatakan, warga kerap menerima intimidasi untuk segera pergi meninggalkan rumah mereka. Akhirnya kini hanya tinggal 70 kepala keluarga yang bertahan. Mereka adalah kelompok warga Tionghoa berpenghasilan rendah yang tidak punya pilihan selain bertahan.

"Kalau semua orang menganggap warga keturunan itu kaya raya, di sini mereka akan melihat hal yang berbeda. Di sini, satu rumah sempit bisa ditinggali tiga keluarga," jelas Dany.

Kini, warga yang masih bertahan itu tengah menunggu keputusan sengketa tanah yang sudah diajukan ke Mahkamah Agung dua bulan lalu. Dalam suasana imlek ini, mereka berdoa agar bisa mendapat keadilan sehingga bisa hidup di kampungnya dengan damai bersama warga lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com